Atas hal itu, Pemerintah Kota Solo menawarkan Puskesmas Setabelan, di Banjarsari, Solo sebagai tempat tinggal sementara sembilan Adha itu. Namun, pengelola Lentera mengaku belum mendapat tawaran itu secara resmi.
Penjabat Wali Kota Solo, Budi Suharto memastikan tidak ada lagi penolakan warga bila Adha tinggal di puskesmas. Bahkan, pihaknya akan mendampingi Adha dengan petugas medis.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Untuk sementara, kita tawarkan Puskesmas Setabelan dengan pengawasan tenaga medis juga. Di sana, kami pastikan, Adha tidak mendapatkan penolakan,” ungkapnya, Selasa (15/12/2015).
Budi juga memaparkan pihaknya akan segera melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai tanggung jawab pemerintah terhadap Adha. “Ada dua yang memang mendesak harus dilakukan yakni mengenai rumah singgah atau lokasi untuk Adha. Kedua mengenai program kerja dan sosialisasi kepada masyarakat,” ungkapnya.
Saat ini, sembilan Adha menempati sebuah rumah di kawasan Purwosari setelah sebelumnya sempat mengalami penolakan masyarakat. Pengelola rumah singgah Lentera, Yunus Prasetyo mengatakan belum mendengar tawaran dari Pj Wali Kota Solo.
“Kami belum mendapatkan informasi langsung mengenai tawaran tersebut. Tapi memang setelah diskriminasi yang diterima anak-anak ini, maka memang seharusnya negara harus hadir,” ujar Yunus.
Minggu, 6 Desember 2015 lalu masyarakat RT 04 RW 04 Kedung Lumbu, Pasar Kliwon Solo memblokir jalan dengan memasang barikade. Peristiwa tersebut menyusul rencana kepindahan sembilan Adha ke lokasi itu karena rumah singgah sebelumnya telah habis masa kontrak.
Pemkot menawarkan beberapa lokasi seperti aula Dinsosnaker dan Pondok Boro Minapadi. Namun beberapa persoalan seperti ketersediaan fasilitas dan penolakan masyarakat sekitar menangguhkan sembilan Adha tinggal di lokasi tersebut. Kali ini, Pemkot melalui Pj Wali Kota Solo menawarkan Puskesmas Setabelan sebagai tempat tinggal sementara Adha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)