Senior Manager Public Affairs PT Djarum Purwono Nugroho mengatakan, gerbang yang berada di kawasan Taman Tanggul Angin, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, itu sedianya dibangun pada 2 Januari 2014.
"Karena waktu itu terkendala banjir, peletakan batu pertama baru dilaksanakan pada 22 April 2014," kata Purwono Nugroho kepada Metrotvnews.com, di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (27/4/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Purwono mengatakan, letak GKKK di jalur Pantura atau perbatasan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak itu diharapkan mampu menggaet minat wisatawan berkunjung ke Kota Kretek. Selain itu, gerbang yang selesai dibangun pada Juli 2015 itu digadang-gadang menjadi ikon baru Kabupaten Kudus.
"Dengan bangunan gerbang yang futuristik, Kudus diharapkan bisa mengokohkan diri sebagai Kota Kretek. Karena, selama ini jargon tersebut memicu perdebatan di sejumlah kota lain di Indonesia yang memiliki industri rokok besar," ujar dia.
Setiap unsur bangunan GKKK memiliki makna filosofi. Bagian atas bangunan berbentuk daun tembakau dengan jumlah jari-jari sebanyak 59 ruas, memiliki makna tersirat. Angka 5 sebagai lambang Rukun Islam, sedangkan angka 9 memaknai Walisanga.
"Bagian bawah, berbentuk 4 tiang cengkih yang menopang daun tembakau, sejatinya melambangkan 4 pilar kebangsaan. Yaitu Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI," kata Purwono.
GKKK berdiri di atas lahan seluas 1106 m². Bentuk bangunan gerbang menyerupai daun tembakau yang memayungi sisi kiri dan kanan ruas jalan. Tinggi GKKK ini dirancang 12 meter dari permukaan jalan. Sementara bentang daun memiliki lebar 21 meter dan panjang daun 48,75 meter.
Eko Purwanto, warga Kabupaten Kudus, mengaku bangga dengan adanya GKKK itu. Menurut dia, Kudus memiliki ikon baru dan menegaskan sebagai Kota Kretek. Monumen tembakau itu pun kerap dijadikan tempat untuk berfoto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)
