Protes rencana relokasi Kantin Bonbin UGM. Foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim
Protes rencana relokasi Kantin Bonbin UGM. Foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim (Ahmad Mustaqim)

Mahasiswa dan Pedagang tak Rela Kantin Bonbin UGM Direlokasi

penertiban
Ahmad Mustaqim • 11 April 2016 13:28
medcom.id, Yogyakarta: Para pedagang Kantin Bonbin, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, was-was. Sebab, kantin yang acap dibilang menyimpan sejuta kenangan mahasiswa itu bakal direlokasi atas nama kebijakan pengelola aset UGM.
 
Salah satu pedagang Kantin Bonbin, Wisnu, 30, keberatan direlokasi. Ia bilang, sejak ada sosialisasi awal pada September 2015, tak ada solusi jelas apabila relokasi jadi dilakukan.
 
"Enggak jelas mau dipindah ke mana dan akan dibuat apa. Desember juga ada sosialisasi," kata Wisnu kepada Metrotvnews.com, di tempat dagangannya, Senin (11/4/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sekadar informasin, kantin yang berada di sisi timur Fakultas Ilmu Budaya UGM, Yogyakarta itu cukup dikenal kalangan mahasiswa. Lokasi kantin yang terkenal dengan sebutan Bonbin itu cukup dekat dengan Fakultas Psikologi, Ekonomika dan Bisnis, serta Fakultas Filsafatat.
 
Namun, oleh UGM, kantin ini bakal direlokasi. Para pedagang yang mendapat sosialisasi malah kebingungan. Sebab, ada ketidakjelasan informasi.
 
Pertama, hingga April 2016, para pedagang tak diberi kesempatan untuk mendialogkan hal itu. Meskipun, perwakilan mahasiswa dari empat fakultas yang berdekatan dengan kantin sempat diajak berdialog.
 
Hal lain, tak ada rencana yang transparan akan menjadi apa lokasi Kantin Bonbin apabila direlokasi. Sejumlah kabar yang Wisnu dengar, setelah relokasi tempat itu hendak dibangun Plaza BI yang berisi Caffe Shop hingga minimarket, akan dibuat taman, hingga akan dijadikan jalan untuk akses mahasiswa. "Apapun alasannya kita tetap menolak relokasi," ucapnya.
 
Kantin Bonbin, kata Wisnu, memiliki sejarah panjang dalam perjalanan para mahasiswa dan UGM. Kantin itu awalnya dibuat oleh Rektor almarhum Koesnadi Hardjosoemantri, sekitar 1987. Di tahun itu, rektor tersebut mengambil kebijakan dengan membangun sembilan lokasi untuk berjualan para PKL yang tersebar di seluruh UGM.
 
Mahasiswa dan Pedagang tak Rela Kantin Bonbin UGM Direlokasi
Ungkapan penolakan mahasiswa dan pedagang atas relokasi Kantin Bonbin UGM. (Twitter)
 
Namun, hingga 2016, hanya Kantin Bonbin yang bertahan. Yang teranyar, kantin itu direnovasi pada 2009. Usai renovasi, para pedagang harus membayar beban sewa-menyewa dan pajak yang terbilang besar.
 
"Setahun para pedagang harus membayar sekitar Rp9 juta. Kalau kotraknya Rp300ribu, tapi biaya listrik dan air yang enggak transparan," ungkapnya.
 
Perkembangan terakhir, Wisnu menambahkan, para pedagang mendapatkan surat peringatan pertama dari pengelola Aset UGM agar mengosongkan Kantin Bonbin, pada Rabu, 6 April. Namun, para pedagang enggan mengosongkan karena perjanjian sewa-menyewa baru selesai pada Juni mendatang.
 
Pedagang batagor di Kantin Bonbin, Widodo, 40, mengatakan kebijakan yang hendak diambil pihak kampus UGM tidak manusiawi. Sebab, tempat relokasi yang direncanakan, yakni Pusat Jajanan Lembah (Pujale) tak lebih baik dari kondisi Kantin Bonbin saat ini.
 
"(Kantin Bonbin) tak hanya menjadi tempat makan-minum tapi ada nilai historisnya. Yakni tempat berinteraksi antar-fakultas. Ini program kerakyatan dari rektor terdahulu," kata pedangang yang berjualan di Kantin Bonbin sejak 1999 ini.
 
Selain itu, Kantin Bonbin juga menjadi tempat reuni sejumlah alumni dari fakultas Psikologi, FIB, Ekonomika dan Bisnis, maupun Filsafat. Banyak pula pegawai di UGM yang sekadar jajan di kantin yang terdapat 12 pedagang itu.
 
"Kami sudah turun temurun pula berjualan di sini. Sepertinya kita mau diusir dari sini. Tapi hari ini kami ada pertemuan, semoga ada solusi," ujarnya.
 
Gelombang penolakan juga muncul dari kalangan mahasiswa. Di bangunan Kantin Bonbin banyak tertempel tulisan-tulisan satire penolakan.
 
Mahasiswa dan Pedagang tak Rela Kantin Bonbin UGM Direlokasi
Satire dari mahasiswa dan pedagang Kantin Bonbin UGM. (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim)
 
Ibnu Syahid, mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, mengatakan mahasiswa merasa rugi jika Kantin Bonbin direlokasi. Selain harganya yang terjangkau, lokasi kantin tersebut sangat mudah diakses. 
 
"Saya hampir tiap hari (ke Kantin Bonbin). Tempat jajannya paling murah," kata mahasiswa angkatan 2013 ini.
 
Menurut mahasiswa asal Makassar, Sulawesi Selatan ini, apabila alasannya tak higienis dan tak sehat, pengelolaannya yang mesti diperbaiki. Mengingat, kantin tersebut sangat bermanfaat untuk mahasiswa, seperti rapat KKN atau sekadar belajar persiapan jelang ujian.
 
"Sebagai mahasiswa, kami meminta jangan melakukan relokasi Kantin Bonbin. Kalau mau melakukan renovasi, silakan," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif