Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sri Hartoyo (kemeja putih)  menandatangani prasasti IPAL di UNS, Kamis, 9 Maret 2017. (Metrotvnews.com/Pythag)
Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sri Hartoyo (kemeja putih) menandatangani prasasti IPAL di UNS, Kamis, 9 Maret 2017. (Metrotvnews.com/Pythag) (Pythag Kurniati)

Akses Aman Sanitasi Baru 63 Persen

sanitasi air bersih
Pythag Kurniati • 09 Maret 2017 12:04
medcom.id, Solo: Pemerintah menargetkan 100 persen air minum bersih, 0 persen lingkungan kumuh dan 100 persen sanitasi atau 100:0:100 pada tahun 2019. Namun, hingga saat ini cakupan limbah domestik secara nasional baru mencapai 63 persen.
 
“Artinya akses aman sanitasi (terhadap limbah domestik) secara nasional baru 63 persen,” ungkap Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sri Hartoyo, saat ditemui di Universitas Sebelas Maret Solo, Jawa Tengah, Kamis, 9 Maret 2017.
 
Salah satu kendala yakni dibutuhkan biaya besar untuk membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik. KemenPU-PR mencatat dari seluruh kabupaten dan kota di Indonesia, baru 13 kota besar yang memiliki IPAL domestik berskala besar. Antara lain, Jakarta, Denpasar, Yogyakarta, Solo, Medan, Makassar, Banjarmasin, dan Aceh.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Mengejar ketertinggalan akses aman sanitasi terhadap limbah domestik, KemenPU-PR mengklaim telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya memberi pembinaan dan dorongan agar rumah tangga membuat tangki septik sesuai ketentuan.
 
“Kalau tangki saptik bocor, tentu saja bisa berdampak pada air tanah,” ujar Sri Hartoyo. Sistem penanganan melalui tangki septik, lanjutnya, terdiri dari tangki septik individual dan komunal.
 
Selain itu, diberlakukan pula penanganan limbah domestik dengan sistem sewerage. “Instalasi pengolahan air limbah berikut jaringan-jaringan. Dari rumah tangga, (limbah) dimasukkan ke pipa penyalur menuju ke pengolahan air limbah,” kata dia.
 
Upaya lainnya, terang Sri Hartoyo, KemenPU-PR membangun instalasi pengolahan air limbah yang mencakup kawasan tertentu. “Seperti hari ini, kami bangun dan serahterimakan IPAL domestik untuk kawasan Universitas Sebelas Maret dan sekitarnya,” imbuhnya.
 
Ia berharap IPAL berkapasitas 1.290 meter kubik per hari yang menelan anggaran Rp9 miliar tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat di kampus UNS dan kawasan Jebres.
 
“Tidak hanya mengurangi beban pencemaran Sungai Bengawan Solo akibat limbah domestik yang tidak terolah di kawasan ini, IPAL juga dapat digunakan sebagai pusat penelitian penanganan limbah. Karena sekaligus akan berkaitan dengan kegiatan akademik di Kampus UNS,” tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif