Suharti, 65, mengatakan, dirinya bersyukur dapat pulang dengan selamat dan sehat, bersama dengan suaminya, Sutomo, 70. "Alhamdulillah bisa pulang dan bertemu dengan keluarga kembali. Saya juga bersyukur bisa merasakan pelaksanaan ibadah haji dengan enak dan nikmat," ujar warga Desa Tampingan, Kecamatan Boja tersebut.
Suharti bersyukur bisa lolos dari dua musibah, yakni tragedi jatuhnya crane dan Mina. Sesaat sebelum crane roboh, Suharti berjalan meninggalkan Masjidil Haram.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya pulang dari Masjidil Haram, kok melihat banyak orang yang sedang potong pohon di pinggir-pinggir jalan. Setelah itu diberitahu kalau ternyata baru saja ada badai," katanya.
Saat jemaah haji berdesak-desakan di Mina, Suharti mengaku bisa lolos karena sudah lempar jumrah sebelum subuh. "Saya pergi sebelum subuh sedangkan kejadiannya baru setelah itu," ungkapnya.
Panitia Haji Kendal, Muhammad Bajuri, mengungkapkan, kepulangan haji Kendal terbagi dalam tiga kloter: 54, 55, dan 56. Kloter 55, datang pada Rabu dini hari (21/10) pukul 03.01 WIB, sedangkan kloter 54 dan 55 sudah datang hari Senin 19/10/15.
"Jemaah haji Kendal pada saat pemberangkatan berjumlah 873 orang, namun lima haji meninggal dunia di Tanah Suci. Sehingga pada saat kepulangan hanya ada 868 orang saja," kata Bajuri. Lima haji asal Kendal tak ada yang jadi korban dua musibah itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)