Ratu Yogyakarta GKR Hemas meminta kaum lesbi, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) tidak diatasi dengan kekerasan. Walaupun, ia mengakui perilaku tersebut sulit untuk disembuhkan "Sulit sembuh karena bawaan lahir. Tapi, dalam menyikapi mereka jangan dengan cara kekerasan," ujarnya di Yogyakarta, Jumat (19/2/2016).
GKR Hemas menyarankan mereka ditangani secara kekeluargaan dan diberi pengertian perlahan. Sebab, menurut dia, selama ini kaum LGBT banyak yang ditolak oleh keluarganya tanpa diberi penjelasan. Jika tidak ditangani dengan baik, mereka bisa menjadi permasalahan sosial di Yogyakarta.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Mereka banyak tidak diterima di lingkungan keluarga. Lalu keluar rumah. Bisa jadi masalah sosial," ucap ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) DIY ini.
Walaupun tidak masuk dalam program pokok PKK DIY, namun ia masih mencari upaya dan solusi untuk menangani kaum LGBT. "Sedang diteliti untuk disikapi PKK. PKK mencoba menyelamatkan mereka di lingkungan-lingkungan kecil itu," kata Hemas.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X memastikan tidak ada keributan dan tindakan anarkistis yang dilakukan FJI di Pondok Pesantren Waria. "Saya sudah koordinasi. (Mereka) hanya menyampaikan surat berkeberatan dengan aktivitas LGBT,” jelas Sultan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)