TAS Soemitro, sesepuh Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, mengatakan cerita itu dikenal dengan istilah Gugontuhon. Soemitro menggambarkan Buto memiliki badan yang besar.
Masyarakat Jawa zaman dulu mengatakan Buto memakan matahari perlahan-lahan. Sehingga gerhana pun terjadi.
.jpg)
(Sosok Batara Kala atau Buto ,yang dipercaya masyarakat Jawa, memakan matahari sehingga terjadi gerhana, wikipedia)
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Masyakarakat kemudian mengambil batang pohon dan mengubahnya menjadi lesung. Masyarakat lalu menabuh lesung secara beramai-ramai. Mereka menggunakan alat penumbuk padi atau alu untuk menabuh lesung.
Bunyi bising pun terdengar. Masyarakat percaya, bebunyian yang riuh itu akan membuat Buto mengeluarkan matahari dari mulutnya.
"Masyarakat Jawa percaya kalau gerhana itu pertanda adanya raksasa yang memakan matahari," kata Soemitro, Senin (7/3/2016) malam.
Menurut Soemitro, cerita itu disampaikan turun temurun. Bukan hanya saat gerhana matahari, kebiasaan itu juga terjadi saat gerhana bulan. Bahkan kebiasaan itu masih dilakukan saat gerhana terjadi beberapa tahun lalu.
Sebenarnya, kata Soemitro, masyarakat Gunungkidul lebih khawatir saat gerhana bulan terjadi. Sebab, gerhana bulan terjadi di malam hari sehingga suasana akan semakin gelap.
"Sepertinya cerita masyarakat seperti ini mulai hilang, meskipun masih ada kepercayaan pada makhluk gaib. Tapi hilangnya tidak total," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)