Peneliti terorisme dari Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Abdul Muhaimin mengatakan suburnya organisasi radikal seperti Gafatar terjadi karena adanya pembiaran dari pemerintah dan masyarakat. Di awal Gafatar berdiri, dirinya sudah menangkap penyimpangan dalam organisasi Gafatar.
Pihaknya sudah memperingatkan pemerintah untuk melarang organisasi yang sudah bubar sejak Agustus 2015 ini.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya sudah peringatkan kepala Kesbanglinmas dan pemda. Tapi mereka tidak berani melarang karena beralasan syarat-syarat pendirian ormas Gafatatar sudah lengkap," ujar Abdul dalam diskusi Mewaspadai Perkembangan Isis di Indonesia di Yogyakarta, Senin (1/2/2016).
Menurutnya, pemerintah cenderung tidak peka dan lamban bertindak mencegah penyebaran ajaran ekstrem. Hal tersebut membuat ajaran-ajaran radikal dan ekstremis penuh kekerasan tumbuh subur di Yogyakarta.
"Berdasarkan penelitian kami narasi ajaran ekstremis cukup tinggi di Yogyakarta. Misalnya bahwa Pancasila itu kafir, demokrasi tidak cocok dengan Islam. Islam hanya cocok khilafah sudah biasa didengar di Yogyakarta," kata ketua FKPT ini, tanpa merinci lebih lanjut.
Selain itu, ia menilai adanya ketidakmampuan para tokoh agama merespons dan mengimbangi tindakan kekerasan dengan ajaran agama juga dipandang sebagai salah satu faktor ajaran ekstrem makin berkembang.
Langkah utama mencegah penyebaran ajaran ekstrem adalah dengan peningkatan kembali rasa nasionalisme dan penegakkan hukum oleh aparat kepolisian. Pembangkitan rasa nasionalisme harus dilakukan segenap komponen masyarakat.
"Kalau orang sudah cinta Indonesia, ajaran apapun tidak akan berpengaruh padanya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)