"Saya dapat kabar hari ini jenazah mau diberangkatkan. Tapi tidak jadi karena didahulukan dulu para teknisi pesawat," kata kakak korban, Suroso, 55, kepada Metrotvnews.com, di rumah duka di Desa Kalongan RT 02, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (1/7/2015).
Suroso mengaku mendapat kabar duka itu melalui media. "Sesudah buka puasa, saya nonton TV dan lihat ada kecelakaan pesawat Hercules. Nama adik saya ada dalam daftar nama korban yang tewas," ujarnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kabar duka itu secara resmi ia terima dari perwakilan TNI AU. Ada dua anggota TNI AU yang datang ke rumah duka menyampaikan kabar itu, Selasa (30/6/2015) malam.
"Kemarin malam ada dua TNI AU ke mari yang memberi kabar tak ada penumpang yang selamat. Lalu teman-teman korban juga memberitahu saya kepastian meninggal dunia," kata Suroso.
Suroso mengaku terkejut menerima kabar tewasnya adik bungsunya itu. Ia mengaku tak ada firasat buruk mengenai Kopda Saryanto.
"Saya kaget mendapat kabar itu. Komunikasi terakhir dengan dia biasa saja. Tak ada firasat karena dia memang selalu bertugas di luar kota," imbuh dia.
Keluarga dan kerabat terus berdatangan ke rumah duka. Tenda pun dipasang di depan rumah Kopda Saryanto. Tampak karangan bunga dari TNI AU dan kerabat lainnya di pekarangan rumah.
Keluarga akan memakamkan Kopda Saryanto di tempat pemakaman di dekat rumah. Keluarga belum mendapatkan informasi kapan jenazah akan diberangkatkan dari Medan, Sumatera Utara.
Kopda Saryanto adalah salah satu Korps Pasuka Khas (Paskhas) TNI AU yang berada di pesawat Hercules C-130. Ia dan anggota TNI AU lainnya hendak bertugas ke Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Nahas, pesawat yang mereka tumpangi terjatuh di Jalan Letjen Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6/2015) pukul 11.48 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)
