Warga geram lantaran jalan itu kerap dilintasi truk pengangkut tanah uruk jalan tol. Mereka menuding truk-truk proyek membuat jalanan rusak.
“Dulunya beraspal baik. Tapi sekarang rusak. Kalau hujan tidak bisa dilewati karena berlumpur. Kalau panas berdebu,” kata Ketua RT 01 RW III Desa Rawa Branten, Nur Kholis.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Kerusakan Jalan Akibat Tol Batang-Semarang Diperbaiki Bertahap
Senada dengan Nurkolis. Salah satu tokoh agama desa setempat. Dia meminta pelaksana proyek bertanggung jawab memperbaiki jalan.
“Ini kan bulan puasa. Kalau malam, kami kesulitan ke masjid. Apalagi kalau habis hujan,” kata Nurkolis.
Salad satu perangkat Desa Rawa Branten, Atmo, mengaku aksi warga dilakukan secara spontan. Aksi dilakukan usai salat Jumat. Sebab warga sudah merasa jengkel dengan ulah sopir truk yang merusak jalannya.
Atmo menegaskan warga akan tetap memblokir jalan sampai ada kesepakatan untuk memperbaiki jalan.
“Warga Rawa Branten tidak menolak pembangunan jalan tol. Bahkan kami mendukung. Tapi tolong, hak kami sebagai rakyat juga diperhatikan,” kata Atmo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)