"Mbah Gotho sebenarnya akan menerima tumpeng pada 24 Mei 2017. Namun, Tuhan berkehendak lain," ungkap Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno di rumah Mbah Gotho, Senin, 1 Mei 2017.
Belum juga menerima tumpeng dari tangan bupati, Mbah Gotho menghembuskan nafas terakhir pada Minggu, 30 Mei 2017 sekitar pukul 17.45 WIB. Ia meninggal di rumah cucunya di RT 18 RW 8 Desa Cemeng Sambungmacan, Sragen.
Dedy menjelaskan, pemberian tumpeng lantaran Mbah Gotho dianggap sebagai sosok yang dibanggakan masyarakat Kabupaten Sragen. Usia Mbah Gotho hampir mencapai 1,5 abad membuat nama Mbah Gotho dikenal dunia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Beliau adalah sosok yang penting bagi kami. Tumpeng yang akan diberikan adalah wujud apresiasi," kata Wakil Bupati.
Berdasarkan percakapan dengan Mbah Gotho sebelumnya, Mbah Gotho sudah lahir sebelum Pabrik Gula di Gondang dibangun. "Dia bisa menceritakan bagaimana pabrik itu pertama berdiri. Saat pabrik berdiri, usianya telah menginjak 12 tahun," urainya.
Pria kelahiran 31 Desember 1870 itu, kata Dedy, diusulkan oleh Pemkab Sragen masuk dalam Guinness Book of Records lantaran usianya yang mencapai 146 tahun. "Sudah proses kita ajukan," kata dia.
Selain itu, ia menambahkan, beberapa minggu lalu ada tim peneliti dari Amerika yang meneliti tanda-tanda fisik dari Mbah Gotho sebelum ia meninggal. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan DNA, gigi dan urine untuk membuktikan usia Mbah Gotho.
Pernyataan itu dibenarkan oleh cucu Mbah Gotho Suryanto. Ia mengungkapkan, tim peneliti memeriksa gigi, mengambil sampel darah serta urin Mbah Gotho.
"Kemudian selang beberapa hari kami mendapatkan email dari mereka yang isinya membenarkan usia Mbah Gotho setelah dilakukan pemeriksaan pada fisiknya," jelas Suryanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)