Warga rela berdesak-desakan berebut kupat dan lepet. Masyarakat yakin, makanan yang jadi rebutan itu dapat mendatangkan berkah.
Zulaikah, salah satu warga, mengaku, rela berebut dengan ribuan warga lainnya untuk mendapatkan kupat lepet. Meski sudah masuk kerja, buruh pabrik mebel itu mengaku melungkan waktu untuk ikut Pesta Lomban.
“Acara ini setahun sekali, sayang kalau dilewatkan. Siapa saja yang memakan kupat lepet yang jadi rebutan katanya bisa mendatangkan berkah,” ujar Zulaikah, Rabu (13/7/2016).
Dalam masyarakat Jawa, kupat atau ketupat merupakan akronim dari ngaku lepat yang berarti 'mengaku salah'. Sedangkan, lepet (makanan berbahan ketan) merupakan akronim silep kang rapet berarti 'mengubur rapat-rapat'.
Baca: Ratusan Kapal akan Ikut Larung Kepala Kerbau di Jepara
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bupati Ahmad menyampaikan, perayaan Pesta Lomban merupakan budaya masyarakat Jepara yang dilaksanakan setiap tahun. Jumlah kupat lepet yang disediakan sesuai angka tahun hijriah.
“Tujuh hari setelah lebaran, masyarakat membuat kupat dan lepet lalu dimakan bersama-sama keluarga. Itu sebagai wujud syukur masyarakat setelah menjalankan puasa selama sebulan penuh,” kata Marzuqi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)