"Meski dari segi bisnis cukup menjanjikan, dengan nilai jual yang sangat tinggi, namun karena peminatnya terbatas pada kolektor dan penghobi, maka pemasaran produk batu mulia kami mengalami sedikit kendala," kata Anang Faizal, salah seorang pengrajin batu mulia di Patrang, Jember, Selasa (24/2/2015).
Padahal, lanjut Anang, dengan modal yang relatif kecil, hasil yang didapatkan dari bisnis ini cukup besar. "Bahkan bila beruntung mendapatkan bahan baku yang baik dan langka, harga jual satu batu mulia bisa mencapai ratusan juta rupiah," tukasnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Untuk batu mulia yang bisa memantulkan warna tiga dimensi, misalnya, harga yang dipatok mencapai Rp120 juta. Meski menyediakan batu mulia bernilai tinggi, Anang juga menjual batu mulia untuk kalangan menengah kebawah. Seperti jenis saphire dan jamrud lokal yang dihargai antara Rp50.000 hingga Rp10 juta.
Pria jebolan Universitas Jember ini mengaku, tidak semua bahan baku yang dia produksi akan menghasilkan batu mulia bermutu tinggi. Biasanya dia mendapatkan batu-batu mulia kualitas baik dari negeri Birma, Srilanka dan Persia. Sedangkan untuk lokal, Anang mendatangkannya dari pedalaman Pulau Kalimantan, pegunungan Garut dan Pacitan.
"Karen asegmentasi pasarnya terbatas itulah, penjualan kami tidak terlalu besar. Dalam sebulan pendapatan saya hanya Rp1 juta-Rp3 juta. Kebanyakan hanya berasal dari jasa perawatan dan perbaikan batu mulia saja," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(WID)