Sekretaris Disnak Jatim Irawan Subiyanto mengatakan jumlah itu meningkat dari 2015 yaitu 860 ribu ekor. Jatim, kata Irawan, juga menyuplai 310 ribu ekor sapi ke luar provinsi. Sementara konsumsi dalam provinsi diperkirakan 450 ribu ekor sapi di 2016.
"Jadi, kami masih ada sisa sekitar 200 ekor untuk persiapan hari besar, dan ada 1.100 ekor untuk peranakkan dan tengah dikembangbiakkan," kata Irawan di Surabaya, Rabu (13/1/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Irawan mengatakan harga daging sapi di pasaran masih normal. Yaitu harganya berkisar Rp90 ribu hingga Rp95 ribu per kilogram. "Bila di pasaran harganya Rp100 ribu per kilogram, maka kesalahannya terletak pada rumah pemotongan hewan (RPH)," ungkap Irawan.
Biasanya, Irawan menjelaskan, RPH memiliki budaya sendiri untuk memilih sapi. Beberapa RPH berlangganan dengan pedagang sapi dari kota tertentu. Bila stok menipis, pengelola RPH enggan membeli sapi dari kota lain.
"Ini yang membuat harga sapi di beberapa RPH jadi mahal, padahal stok di kabupaten lain masih banyak," tambahnya.
Penjelasan Irawan itu menjawab temuan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang melakukan inspeksi di RPH Pegirian pada Sabtu lalu. Komisi menerima banyak keluhan dari pedagang yang menyatakan stok menipis.
Sehingga pedagang mereka menjual daging sapi dengan harga tinggi mencapai Rp100 ribu per kg. Mereka mengaku terpaksa menjual harga tinggi karena stok dari Dinas Peternakan Jatim minim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
