"Tiketnya murah sekali. Saya dapat tiket dengan harga Rp450 ribu," kata Rusman, 26, yang hendak terbang dari Bandara Internasional Juanda Sidoarjo, Jawa Timur, menuju Banjarmasin, Kalimantan Timur, itu.
Selain itu, kata pria asal Banyuwangi tersebut, jadwal penerbangan menjadi alasan dirinya menggunakan layanan Lion Air. Sebab, hanya Lion Air yang menyediakan jadwal penerbangan pada pukul 19.00.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Lion Air melayani penerbangan dari Juanda menuju Banjarmasin setiap hari. Per harinya, penerbangan rute tersebut sebanyak lima kali selama 1 jam 10 menit.
Rusman mengatakan sudah mengetahui sanksi dari Kementerian Perhubungan dari berita. Ia pun berharap tindakan tersebut menjadi evaluasi bagi Lion Air.
"Untuk masyarakat menengah ke bawah, Lion Air cukup hemat," lanjutnya.
Rusman memiliki pengalaman seputar penerbangannya bersama Lion Air. Ia mengaku jadwal penerbangannya tertunda hingga dua jam saat hendak terbang ke Banyuwangi.
President direktur and CEO PT Isbir Tour and Travel, Fauzi Mahendra, juga menyayangkan pelayanan yang ia dapat dari Lion Air. Fauzi mengaku pernah menggunakan Lion Air untuk memberangkatkan jemaah umrah ke Tanah Suci pada Desember 2015. Alasannya, maskapai itu menyediakan harga tiket murah.
Namun jemaah mengeluh. Sebab, jemaah tak mendapat selimut dalam penerbangan selama 9 hingga 10 jam.
"Harusnya ada, karena perjalannya cukup jauh dari Surabaya menuju Jeddah," kata Fauzi kepada Metrotvnews.com, Selasa (24/5/2016).
Padahal, kata Fauzi, Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) pernah meminta Lion Air mengutamakan layanan untuk penerbangan jarak jauh. Satu di antaranya menyediakan selimut.
Manajer Humas Lion Air Andy M Saladin mengakui pesawatnya tak menyediakan selimut untuk penerbangan jauh. Pihak maskapai hanya menyediakan makanan dua kali untuk penerbangan ke Jeddah maupun Madinah.
Polemik Lion Air masih berlangsung hingga berita ini dimuat. Bahkan pada Selasa 24 Mei, jajaran direksi dan karyawan Lion Air mendatangi DPR RI. Mereka melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI.
Dalam rapat, Komisi V mendengar penjelasan tentang kesalahan maskapai saat menurunkan penumpang di terminal domestik padahal seharusnya di terminal internasional sehingga lolos dari imigrasi.
Lion Air menjadi sorotan. Satu di antaranya kesalahan mengangkut penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, pada 1 Mei 2016.
Baca: Lion Air Turunkan Penumpang Internasional di Terminal Domestik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
