Pada kesempatan itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu memaparkan kemajuan di wilayahnya. Mulai dari sektor industri, infrastruktur, hingga energi berkelanjutan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah Benowo.
Uwe Beckmeyer tampaknya sangat terkesan dengan presentasi Risma. Bahkan, Beckmeyer sempat menyatakan kalau sejak lama dia sudah dibuat penasaran oleh Risma.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Semula saya tahu Ibu wali kota saat membaca The New York Times. Saya penasaran, sejak itu saya ingin sekali bertemu dengan Anda (Risma)," kata Beckmeyer.
Pada artikel yang dia baca, Risma disebutkan berhasil memimpin Surabaya dengan berbagai kemajuannya. Fakta itu tak langsung membuat Beckmeyer percaya. Dia justru ragu.
"Namun setelah melihat kondisi sesungguhnya di Surabaya, saya rasa gubernur dan wali kota di Jerman perlu datang dan mencontoh bagaimana seharusnya memimpin kota," kata Beckmeyer.
Menurut dia, Surabaya punya sekolah berkualitas, yang seharusnya menjadi panutan bagi kota lain di Indonesia. Selain itu, pemanfaatan energi bersih di Surabaya juga bagus.
"Untuk itu Jerman mendukung penuh berbagai upaya Indonesia, baik melalui kerja sama pemerintah maupun kerja sama bisnis," kata pria yang juga CEO German Asia-Pacific Business Association Timo Prepkop, itu.
Bekcmeyer juga menyinggung kunjungan Presiden Jokowi ke Jerman bulan lalu. Saat itu telah ditandatangani sejumlah kerja sama bisnis untuk mendukung program percepatan kelistrikan nasional.
"Saat ini Surabaya merupakan kota yang ditunjuk langsung oleh Presiden Jokowi, sebagai kota yang diperbolehkan mengubah limbah sampah menjadi energi listrik," Risma menimpali.
Surabaya, kata Risma, juga menjaga kualitas udara serta kebersihan lingkungan. Karenanya, kualitas air minum milik Pemkot Surabaya menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.
Dalam paparannya, Risma juga meminta agar para pakar di bidang pendidikan vokasi untuk meninjau langsung sekolah-sekolah vokasi yang ada di Kota Surabaya. "Hasil peninjauan itu, nanti kami akan tahu apa saja yang harus dibenahi, baik sarana prasarana, dan materi. Sehingga menciptakan sekolah vokasi yang berstandar internasional," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)