"Jatim menjadi pusat kegiatan ekonomi sekaligus pintu gerbang bagi 110 juta penduduk Indonesia bagian timur. Ini artinya, Jatim memiliki peran yang sangat penting bagi aktifitas ekonomi dan perdagangan Indonesia," kata Soekarwo, di hadapan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada acara peresmian dan pelepasan Ekspor Perdana Kapal Perang Strategic Sealift Vessel (SSF) di Pelabuhan Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (8/5/2016).
Soekarwo menjelaskan, Jatim bisa menjadi pintu gerbang pembangunan dan perekonomian. Hal itu terbukti dengan pertumbuhan ekonomi Jatim pada tahun 2015 sebesar 5,44 persen, di atas rata-rata pertumbuhan nasional sebesar 4,79 persen.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, kontribusi Jatim terhadap PDB Nasional juga naik. Pada 2014 kontribusi Jatim sebesar 14,60 persen sedangkan pada 2015 meningkat sebesar 14,64 persen.
“Kontribusi ini sangat bagus karena posisi Jatim yang menjadi pusat logistik dan konektivitas perdagangan sekaligus aktivitas ekonomi dari Indonesia Bagian Timur dan Kalimantan,” jelasnya.
Bedasarkan data perdagangan Jatim, ekspor dan impor Jatim surplus sebesar Rp27,558 triliun. Sementara, berdasarkan data BPS, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) mecapai 4,91 persen. Artinya, kata dia, Jatim merupakan daerah yang efisien ketimbang provinsi lain di Indonesia.
"Semua ini dikarenakan pelayanan publik dan SDM di Jatim sangat bagus," katanya.
Soekarwo juga melaporkan kepada Wapres bahwa Jatim memiliki 30 galangan kapal dengan total kapasitas 35.000 dwp. Baik pembuatan kapal maupun reparasi kapal. Selain itu, di Jatim juga terdapat 170 sentra industri dan menengah kapal rakyat yang mampu menampung 540 tenaga kerja.
“Saya percaya, pemerintah pusat bersama PT. PAL akan membantu industri perkapalan di Jatim. Saya kira permohonan kami, Jatim sebagai pintu gerbang Indonesia bagian Timur dan Kalimantan bakal disetujui oleh pemerintah pusat," kata Pakde Karwo.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, menegaskan pembangunan nasional khususnya bidang industri, pemerintah memfokuskan di Pulau Jawa. Khusus untuk Jatim, kata JK, menjadi daerah penyuplai terbesar dari Indonesia bagian timur.
“Dengan terpusatnya ekonomi dan industri di Pulau Jawa, maka kebutuhan sehari hari dan pembangunan terpusat di Jawa. Itulah kebaikan dari investasi dan industri yang ada di Jawa. Dan tidak akan mungkin ditemukan pabrik pabrik besar berada di luar Jawa,” ungkapnya.
JK berharap Jatim dapat berfungsi sebagai pusat perdagangan. Akan tetapi, kata dia, Jatim harus terus memperbaiki layanan. Terlebih, Jatim harus meningkatkan sistem logistik yang baik untuk memenuhi kebutuhan Indonesia bagian timur. Selain itu, Jatim juga harus mampu menerima produk-produk dari Indonesia bagian Timur yang akan diproses lebih besar.
“Sebab, sistem ekonomi nasional kita harus memprioritaskan sistem logistik dan angkutannya terus diperbaiki. Maka inilah saat terbaik bagi Indonesia untuk mengambil alih industri perkapalan dunia. Kami akan mendukung industri yang ada,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)