Oman, 32, petani bawang asal Desa Pangenan, Kabupaten Cirebon, mengalami kerugian hingga Rp20 juta setelah bawang yang ditanamnya tidak berkembang maksimal. Tidak hanya itu, tanaman bawang miliknya juga banyak yang mati karena terserang virus.
"Karena saya nanamnya sedikit, ruginya hanya Rp20 juta. Kalau (nanam) banyak, ruginya pasti lebih besar," kata Oman di Cirebon, Jawa Barat, Rabu, 1 Februari 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Oman, dari tiga kwintal bawang yang ia tanam, hanya bisa dipanen satu kwintal. Hasil panen tidak bisa menutup harga bibit, pupuk, dan biaya pekerja.
Hal senada disampaikan Yusuf, 48. Ia mengaku merugi Rp15 juta hingga Rp40 juta.
"Hasil panen bawang hanya Rp2 juta saja," kata Yusuf.
Namun, Yusuf mengakui kondisinya masih lebih beruntung dibanding petani lainnya yang sama sekali tidak bisa panen karena seluruh tanaman bawangnya mati terkena virus.
Yusuf menuturkan, cuaca tahun ini jauh berbeda dari pada tahun kemarin. Cuaca tahun lalu disebut Yusuf cukup normal dan stabil, sehingga pertumbuhan bawang bisa maksimal. Kondisi itu juga yang membuat petani bawang banyak mendapatkan keuntungan.
"Kalau sekarang, kebanyakan rugi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)