Pemkot Surabaya mempunyai dana menganggur atau idle di bank nasional dan bank daerah sebesar Rp273,5 triliun per Juni 2015.
Anggota Komisi C (bagian keuangan) DPRD Kota Surabaya, Vinsensius, menyesalkan rendahnya serapan APBD ini. Sebab, kata pria yang akrab disapa Awe ini, rendahnya serapan anggaran mengakibatkan pembangunan di Kota Pahlawan terhambat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kondisi ini bisa menghambat pendanaan belanja daerah, terutama belanja modal untuk pembangunan sarana infrastruktur," kata politisi asal Partai NasDem ini, di Surabaya, Jumat (28/8/2015).
Awe menjelaskan, tingginya dana idle menunjukan rendahnya serapan APBD pemkot Surabaya, khususnya serapan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Pematusan Kota Surabaya. Di dinas itu, per Agustus, baru terserap 18 persen. Sedangkan di Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang sekitar 29 persen.
"Dana besar yang mengendap di perbankan dengan bunga yang sangat kecil, seharusnya disalurkan ke program pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," terangnya.
Awe berharap DPRD Kota Surabaya secara rutin menggelar rapat pertemuan dengan dinas terkait untuk mengoptimalkan penyerapan anggaran. "Agar Surabaya di tahun berikutnya tidak lagi mendapat prestasi terbaik dalam kategori penimbunan dana APBD terbanyak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)