Petani menaikkan tebu saat panen di Pamekasan, Ant - Saiful Bahri
Petani menaikkan tebu saat panen di Pamekasan, Ant - Saiful Bahri (Amaluddin)

Kalah Kualitas, Petani Tebu harus Didampingi Hadapi MEA

perkebunan
Amaluddin • 19 Januari 2016 17:46
medcom.id, Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana mengimpor 200 ribu ton tebu mulai Januari 2016. Bila tak diawasi, rencana itu mengancam petani tebu lokal di era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016.
 
Wakil Sekretaris Fraksi PKB DPRD Jatim, Chusainuddin, khawatir rencana itu mengakibatkan tebu lokal tak dilirik lagi. Bila demikian, maka petani tebu merugi.
 
Chusainuddin mengatakan pemerintah perlu meningkatkan kualitas tebu lokal agar mampu bersaing di MEA. Apalagi, kata Chusainuddin, tebu lokal hanya memiliki kandungan gula atau rendemen di bawah 6 persen.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2012 menyebutkan rendemen tebu minimal 8 persen. Mengacu pada aturan itu, maka tebu lokal kalah bersaing dengan tebu asal Vietnam yang rendemennya mencapai 10 hingga 12 persen.
 
"Setidaknya, kualitas tebu lokal bisa mencapai rendemen 8 persen sesuai Perda," harap Chusainuddin di Surabaya, Selasa (19/1/2016).
 
Chusainuddin pun meminta pemerintah mendampingi petani tebu lokal. "Sehingga mereka tak kalah bersaing di era MEA," kata Chusainuddin.
 
Pada 2015, lahan tebu di Jatim seluas 74.877 hektar. Produktivitas lahan tebu sebesar 81,6 ton tebu per hektar. Sementara produksi gula sebesar 6,78 ton gula per hektar. 
 
Tebu-tebu tersebut diproduksi PT Perkebunan Nusantara X yang tersebar di Jatim. Perusahaan tersebut tersebar di Sidoarjo, Mojokerto, Kediri, Jombang, Nganjuk, hingga Tulungagung. Jika ditotal, 11 Pabrik Gula (PG) itu mempunyai kapasitas giling 37.000 ton tebu per hari.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif