Alun-Alun Tugu Malang -- FOTO: MI/Bagus Suryo
Alun-Alun Tugu Malang -- FOTO: MI/Bagus Suryo (Antara)

Pemkot Malang Kurang Berinovasi Tumbuhkan Ekonomi

ekonomi
Antara • 31 Januari 2015 11:13
medcom.id, Malang: Pakar ekonomi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, Prof Dr Chandra Fajri Ananda, menyatakan Pemerintah Kota Malang kurang berinovasi untuk menumbuhkan sektor ekonomi di daerah itu.
 
"Bahkan, potensi yang dimiliki kota ini pun belum bisa digali sepenuhnya serta tidak adanya investasi baru yang cukup signifikan. Kawasan industri yang mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat seperti di Pasuruan dan Sidoarjo pun juga belum ada," tegas Candra di Malang, seperti dikutip Sabtu (31/1/2015).
 
Dengan kondisi dan iklim investasi yang minim tersebut, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi di daerah itu tidak akan bisa melesat tinggi, bahkan akan terhambat dan stagnan. Kalau pun ada pertumbuhan, kemungkinan kecil sekali. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada 2012 sebesar 7,57 persen, pada 2013 sebesar 7,30 persen, dan 2014 masih dalam proses penghitungan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Lebih lanjut, Chandra menilai kurangnya inovasi dan minimnya penggalian potensi yang dimiliki menjadi penyebab utama melambatnya pertumbuhan ekonomi selama satu tahun ke depan. Jika Kota Malang memiliki kelebihan dan kuat di potensi wisata belanja atau kuliner, pemkot harus fokus dan memperkuat kelembagaan dan jaringannya agar bisa berkembang optimal.
 
Menurut dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB itu, untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di wilayah Jatim, khususnya di Kota Malang, ada sembilan sektor yang harus diperhatikan dan menjadi fokus masing-masing daerah. Hanya saja, akan lebih baik jika masing-masing daerah fokus terhadap potensi yang dimilikinya dan dikembangkan lebih optimal.
 
Sementara itu Deputi Bidang Ekonomi Keuangan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Malang, Jaka Setiawan, mengakui sampai saat ini pihaknya belum menghitung pertumbuhan ekonomi di wilayah kerjanya.
 
"Saat ini masih dibahas setelah Rabu lalu juga dibahas secara nasional di Solo yang dihadiri Pak Dudi (Kepala BI Malang)," ujarnya.
 
Ia mengatakan untuk penghitungan pertumbuhan ekonomi memang ada sejumlah indikator yang menjadi variabelnya dan yang menjadi variabel utama adalah sektor potensial yang ada di daerah bersangkutan, seperti pertanian, perdagangan, sektor jasa atau industri.
 
Selain itu, lanjutnya, variabel lainnya, di antaranya adalah pengeluaran rata-rata penduduknya, aktivitas konsumsi,aspek fiskal, infrastruktur, dukungan pemerintah, serta kegiatan investasi.
 
"Harapan kami, Pemkot Malang segera melakukan perubahan iklim investasinya dengan membuka ruang untuk kawasan industri dan menggali setiap potensi yang ada di daerah itu. Beberapa waktu lalu, Wali Kota Malang Moch Anton sempat menggagas pembangunan kawasan industri di Arjowinangun. Namun entah kenapa dibatalkan, padahal itu akan memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitarnya," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(AHL)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif