Pakar Transportasi Universitas Brawijaya (UB), Hendi Bowoputro menyarankan, pembangunan underpass tersebut harus memperhatikan sistem drainase untuk mencegah genangan air.
"Jangan sampai drainasenya gagal seperti kejadian di Underpass Solo. Jadi yang perlu diperhatikan sistem drainasenya," kata Hendi saat dihubungi, Minggu, 13 Januari 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Hendi menjelaskan, dirinya tak ingin kasus underpass Solo tersebut terulang di Malang. Pada 2015 silam, underpass Makamhaji, Kartasura, Solo tergenang air hingga sekitar satu mater. Akibatnya, kendaraan motor tidak bisa melintas dan harus berbalik arah.
"Harus diperhatikan ketinggian tanahnya dengan sungai di sekitar. Diperkirakan juga jika hujan deras bisa naik berapa tinggi. Hal-hal ini yang harus diperhatikan," pungkas Hendi.
Sebelumnya underpass Karanglo akan dibangun sepanjang 343 meter. Bentang sisi utara (arah Malang) memiliki panjang 152 meter, bentangan tengah (persis posisi terowongan) 38 meter, dan bentang sisi selatan (arah Surabaya) 153 meter.
Proyek bernilai sekitar Rp80 miliar itu terdiri dari dua jalur dengan kapasitas empat lajur. Setiap lajur memiliki lebar 3,5 meter. Proyek ini ditargetkan rampung pada Maret 2019 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)