Hal itu disampaikan salah satu warga yang tinggal tak jauh dari rumah sumber ledakan. Didit, 46, mengira bunyi ledakan pertama merupakan bunyi ledakan elpiji. Namun, setelah didatangi rumah A, 50, sudah berhamburan pecahan kaca.
"Saya pikir itu elpiji. Akhirnya saya memastikan dengan mendatangi rumah si A dan banyak pecahan kaca berserakan. Dan di sana ada aroma belerang akibat ledakan," kata Didit saat diwawancarai Medcom.id, Kamis, 5 Juli 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Cerita Kapolsek Bangil tak Bisa Tembak Terduga Peledakan Bom
Dirinya sempat menanyakan langsung ke A. Namun, A langsung menepis pertanyaannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Didit melihat A sedang menggendong anak perempuannya yang sudah berlumuran darah.
"Saya panggil istrinya, dan langsung mengantarkan anaknya ke rumah sakit karena sudah banyak darah. Dan di lokasi juga sudah banyak warga yang datang melihat," ujar nya.
Setelah ada kerumunan warga, A langsung bergegas ke dalam rumah dan sempat meledakkan lagi sebanyak dua kali. Ia kemudian keluar dengan membawa ransel dan langsung mengejar salah satu polisi yang diketahui Kapolsek Bangil.
"Kapolsek sempat dilempari bom sebanyak dua kali. Ada warga juga yang menembakkan senapan angin ke arah A. Terus dia kabur dengan membawa sepeda motor. Jadi, ada lima kali ledakan," jelasnya.
Baca: Terduga Perakit Bom Serang Kapolsek Bangil sebelum Kabur
Di rumah tersebut, A tinggal bersama istri dan anaknya. Dia menempati rumah kontrakan milik Saprani sejak 10 bulan yang lalu. A dan keluarganya dikenal jarang bersosialisasi dengan warga.
"Kita enggak tahu wajah istrinya, karena memang pakai cadar. Jarang bersosialisasi sama tetangga," tambahnya.
Tetangga sempat curiga dengan keberadaan A, lantaran tidak pernah diketahui aktivitas sehari-harinya. Namun, kecurigaan warga ditepisnya lantaran belum ada bukti kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)