"Sejak Sabtu kemarin, sudah kami berlakukan kepada pengendara roda dua. Sedangkan untuk pengendara roda empat masih belum," kata Kasatlantas Polresta Sidoarjo, Kompol Fahrian Saleh Siregar, Senin, 11 Maret 2019.
Fahrian mengatakan, inovasi SSDT baru dengan berbasis sensor untuk menghindari keluhan pemohon yang mengatakan jika ujian praktik dipersulit. Dalam sesnsor ultransonik itu akan dilengkapi lampu rotator. Sensor akan bekerja saat pengendara akan melakukan praktik pembuatan SIM. Jika pengendara melewati batas sensor yang ditentukan, maka secara otomatis akan memantulkan bunyi atau suara.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Semaksimal mungkin mereka yang praktik tidak melewati garis putih, karena secara langsung sensor ini akan berbunyi," jelasnya.

Sedikitnya ada sebanyak 29 sensor ultrasonik yang terpasang di titik lokasi praktik SIM. Menurutnya, adanya sensor ultrasonik sekaligus menjawab banyaknya keluhan warga masyarakat terkait kepengurusan SIM, khususnya praktik pembuatan SIM.
"Jika selama ini warga beranggapan dipersulit dan sebagainya. Maka alat ini cukup membantu memudahkan mereka. Jadi, mereka bisa tahu kesalahannya sendiri saat mengendarai motor," jelasnya.
Di lokasi ujian praktik SIM terdapat beberapa model lintasan, di antaranya, lintasan lurus, lintasan Zig Zag, lintasan angka delapan, dan lintasan putar balik. Selain sensor ultrasonik, juga dilengkapi dengan traffic cone.
"Kemarin ada satu traffic cone yang patah, karena sempat ditabrak sama pengendara uji SIM. Nantinya, traffic cone akan kita ganti dengan model yang elastis. Sehingga tidak berpengaruh pada ketersediaan alat yang ada," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)