Tercatat sudah lebih 300 warga mendatangi posko kesehatan itu. Rata-rata mereka berusia antara 40 hingga di atas 70 tahun. Kebanyakan dari mereka mengeluh kepala pusing. Para korban rela antre untuk mendapatkan penanganan medis.
Salah satu korban, Zainur Rida, mengaku tidak punya waktu berobat di siang hari. Dia mengaku masih sibuk membersihkan reruntuhan rumah. Karenanya, dia menyempatkan diri ke posko kesehatan ketika hari sudah malam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Saya juga mencari pakan ternak kalau siang,” terang Zainur, Kamis, 18 Oktober 2018.
Sementara petugas medis, Rahmawati, menyebut sudah ada 372 warga yang datang ke posko kesehatan. Kata dia, rata-rata mengeluh pusing. Dia mengaku meladeni para korban gempa itu dengan senang.
“Ada yang mengaku masih trauma,” tuturnya.
Rahmawati menyatakan stok obat di posko kesehatan aman. Kebutuhan obat-obatan para korban bencana masih terpenuhi.
Sesuai data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, total rumah dan bangunan rusak akibat bertambah. Saat ini laporan yang masuk sudah mencapai 970 unit. Tapi untuk memastikan BPBD menyebut masih perlu survei dan evaluasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)