Kapolrestabes Surabaya, Kombes Rudi Setiawan mengatakan, tim identifikasi mendapati sejumlah benda berbahaya di rumah itu. Salah satunya, bom jenis Three Asseton Three Poropsaid (TATP).
Bom jenis TATP ada di dua pipa yang dibungkus plastik. "Kemudian langsung diledakan," kata Rudi di lokasi penggeledahan, Minggu malam, 13 Mei 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, kepolisian juga menemukan sejumlah bahan peledak. Antara lain; styrofoam, belerang, asseton, HCL, Aquades, H2O, Backpoder, dan korek api kayu.
"Styrofoam itu fungsinya untuk memperbesar pembakaran dan itu juga dibuat sebagai bahan peledak di Surabaya," jelasnya.
Polisi juga mendapati busur panah beserta sejumlah anak panahnya. Dari identifikasi sementara, busur panah itu diduga sudah sering digunakan.
Disita juga sejumlah dokumen berupa buku, dan tulisan berisi pesan-pesan. Hasil olah tempat kejadian perkara sementara, rumah itu memang jadi lokasi perakitan bom.
"Bom yang ditemukan di rumah pelaku jenisnya sama dengan yang meledak di tiga gereja, yaitu mempunyai daya ledak yang tinggi. Dan saat ini kondisi dalam rumah pelaku tersebut sudah clear," katanya.
Rumah yang digeledah it dihuni oleh Dita Oepriarto bersama isterinya, Puji Kustini dan empat orang anaknya; Yusuf Fadli, Firman Halim, Fadilasari, serta Pamela Riskita. Satu keluarga ini tewas usai melakukan bom bunuh diri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(AGA)