Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan ekskavasi ini dilakukan tepatnya di proyek Jalan Tol Mapan Seksi 5 Kilometer 37. Penggalian awal rencananya dilakukan mulai Selasa 12 Maret hingga Sabtu 16 Maret 2019.
"Pengerukan tanah ini dilakukan karena adanya indikasi sebuah struktur bata yang mengarah ke barat daya. Kami sudah berkoordinasi dengan Jasa Marga untuk menghentikan sementara proyek di sekitar lokasi ekskavasi," katanya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Wicaksono menjelaskan ekskavasi ini dilakukan untuk mencari tahu bangunan apa dan seberapa luas bangunan dari reruntuhan tersebut. Selanjutnya, hasil ekskavasi ini bakal dikaji dalam sebuah diskusi bersama PT Jasa Marga, Pemprov Jawa Timur dan Pemkab Malang.
"Saat ini kita masih berusaha mencari bentangan strukturnya dulu. Jadi kita buka dua lubang gali untuk mencari tau struktur bata nya ini menghadap kemana dan melihat indikasi potensi bangunan nya," jelasnya.
Wicaksono menambahkan batu bata yang ditemukan di reruntuhan ini adalah batu bata jaman purbakala karena bentuknya berbeda dengan batu bata saat ini. Panjangnya antara 38-40 centimeter dan tebalnya antara 7-8 centimeter.
"Kami menduga ini adalah tinggalan pra Majapahit. Karena bentuk batu batanya lebih besar dari batu bata yang kita temukan di situs Trowulan, Mojokerto Hasil temuan ini nantinya kami kompilasi untuk dikaji," bebernya.
Sebelumya diberitakan, sebuah reruntuhan yang diduga situs purbakala ditemukan di sekitar proyek Jalan Tol Mapan di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Reruntuhan tersebut diduga merupakan situs tua dari era Kerajaan Majapahit.
Menurut pantauan Medcom.id, pada reruntuhan tersebut terdapat susunan batu bata kuno berukuran besar serta batu bata yang berserakan. Batu bata berwarna merah itu diperkirakan mulai ditemukan saat pekerja proyek melakukan pengerukan tanah untuk proyek jalan tol.
(ALB)