"Kalau mengacu data kekeringan tahun lalu, setidaknya ada 15 desa yang rawan kekeringan," kata Kepala BPBD Tulungagung Suroto di Tulungagung, Selasa, 18 Juni 2019.
Suroto menjelaskan 15 desa dimaksud tersebar di lima kecamatan berbeda, yakni Kecamatan Tanggunggunung (tiga desa), Besuki (empat desa), Kalidawir (empat desa), Pucanglaban (empat desa) dan Rejotangan (satu desa).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Suroto kembali mengatakan saat ini 15 desa langganan bencana kekeringan itu belum mengeluhkan kesulitan air bersih karena sumber-sumber air dan sumur masih tersedia air bersih yang laik konsumsi. Namun BPBD memprediksi kondisi itu tidak bertahan lama.
"Karena Desa Besuki di Kecamatan Besuki bahkan sudah mengajukan bantuan suplai air bersih mengantisipasi sumber air mengering" jelas Suroto.
Menurut Suroto anggaran untuk melakukan pengiriman air bersih bersifat situasional. Anggaran bisa saja bertambah jika bencana kekeringan kian meluas.
Sesuai ramalan Badan Meteorologi dan Geofisika, puncak kekeringan nanti akan terjadi di bulan September 2019 hingga awal tahun 2020. Suroto menambahkan pengiriman bisa dilakukan hingga lima tangki air di satu desa dalam sehari.
Daerah yang mengalami kekeringan, kata Suroto, biasanya berada di lereng-lereng pegunungan. Untuk wilayah dataran seperti kota, dipastikan pasokan air bersih tetap aman.
"Kalau lihat ramalan BMKG mulai bulan Agustus hingga awal tahun," pungkas Suroto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)