“Saat ini masih dalam perawatan. Meski kondisinya membaik, kami belum memperbolehkan pulang sampai benar-benar pulih,” ujar Wakil Direktur Penunjang Layanan Medik RSUD dr Soetomo, Hendrian D Soebagio, dikonfirmasi, Jumat, 8 Desember 2017.
Hendrian mengatakan selama setahun terakhir, pihaknya merawat sebanyak 61 pasien difteri. Angka itu, kata dia, relatif sama dengan tahun 2016 yang ia tangani, yakni mencapai 65 kasus.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Untuk penanganan pasien difteri, kata Hendrian, RSUD dr Soetomo, sudah menyiapkan sebanyak enam kamar isolasi yang dilengkapi respirator dan obat-obatan. Ruang khusus itu sebelumnya digunakan untuk menangani pasien suspek flu burung, flu babi, dan penderita penyakit menular lainnya.
“Kita juga menyiagakan tim medis khusus, dengan keahlian khusus, sehingga pasien dapat mendapatkan penanganan memadai," kata Hendrian.
Difteri merupakan infeksi yang umumnya menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Infeksi difteri ini ditimbulkan pada anak maupun dewasa hampir sama, demam, rasa tidak nyaman pada tenggorokan, hingga pilek.
Jika gejala tersebut muncul, maka penderita harus dibawa ke puskesmas atau dokter terdekat. Yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa gejala yang timbul adalah difteri dengan pemeriksaan laboratorium agar penanganan yang diberikan maksimal.
Satu-satunya cara mencegah penularan difteri adalah dengan pemberian vaksin atau imunisasi. Sayangnya, sering kali ada pemahaman yang salah di masyarakat yang menyebut bahwa pemberian vaksin justru berbahaya bagi tubuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)