Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian BPTP Jatim Rika Asnita mengatakan panen akan menambah stok pangan nasional. Rika mengatakan panen membuktikan kontinuitas produksi gabah tetap ada sepanjang tahun dan stok beras terus mengalir.
Hasil safari panen padi melibatkan pemangku kepentingan, yakni Kementan, pemda, TNI dan Polri, lanjutnya, beberapa wilayah di Jatim masih ada kegiatan panen padi kendati sebagian wilayah lainnya melakukan tanam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Panen ini menunjukkan bahwa stok gabah dan beras di tingkat petani masih ada," kata Rika, Minggu, 14 Januari 2018.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, M Syakir, menyatakan produktivitas panen padi varietas unggul itu rata-rata 7,5 ton/ha. "Tiada hari tanpa tanam, tiada hari tanpa panen," kata Syakir.
Di Desa Curungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, panen melibatkan kelompok tani Mekarsari 1. Luas sawah di drsa itu mencapai 175 ha, sedangkan luas yang dipanen 48 ha. Produktivitas padi varietas Ciherang, Inpari 12 dan Logawa itu sebanyak 7 ton-8 ton/ha. Harga gabah kering panen di tingkat petani setempat Rp5 ribu-Rp5.500/kg.
Setelah di Malang, menyusul panen melibatkan kelompok tani Barokah di Desa Jatitengah, Kecamatan Selopuro, Blitar. Luas panen 20 ha dari total hamparan 120 ha padi varietas Ciherang dan Malindo dengan harga gabah kering panen Rp5.200/kg.
Safari panen pun dilanjutkan hingga Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo. Syakir menegaskan produksi beras nasional saat ini masih dalam pendampingan dan pengawalan yang ketat dari Kementerian Pertanian.
Sejauh ini, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung sektor pertanian, diantaranya memberikan bantuan benih unggul, pupuk, perbaikan jaringan irigasi, alsintan hingga asuransi pertanian yang dapat memberikan jaminan kepastian usaha pada petani.
Guna mengamankan stok pangan nasional, TNI terlibat aktif dalam mengawal realisasi luas tambah tanam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)