"Erupsi yang terjadi hanya menyemburkan abu vulkanik dan pasir. Bukan kerikil atau lava pijar yang disemburkan dari kawah Gunung Bromo," kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 Maret 2019.
Pada hari ini, Selasa 19 Maret 2019, terjadi lima kali letusan di Gunung Bromo dalam rentang waktu enam jam mulai pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB. Menurut Sutopo, asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 900-1.500 meter dari puncak kawah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Hujan abu di Pos Pengamatan Gunung Bromo. Terdengar suara gemuruh dan dentuman dari kawah," beber Sutopo.
Sebelumnya pada Senin 18 Maret 2019 kemarin, terjadi 28 kali letusan sekitar pukul 00.00 hingga 24.00 WIB. Letusan tersebut dengan amplitudo 25-34 mm selama 17-889 detik.
Tremor menerus amplitudo 0,5-30 mm, dominan 2 mm. Tinggi kolom abu vulkanik berkisar 500 hingga 1.500 meter.
"Asap kawah bertekanan lemah, sedang hingga kuat. Berwarna putih, kelabu dan hitam dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal," jelas Sutopo.
Meski hampir setiap hari erupsi, Sutipilo menegaskan bahwa status Gunung Bromo tetap Waspada (level II). Masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengujung dihimbau agar tidak memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif Gunung Bromo.
"Masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo dihimbau menggunakan masker dan kacamata untuk menghindari abu vulkanik," pungkas Sutopo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)