Kontan saja, aksi mereka menyedot pengguna jalan raya. Banyak pengendara roda dua dan empat menghentikan laju kendaraan untuk melihat upacara tersebut. Ada juga yang mengabadikan suasana dengan kamera ponsel.
Seperti pada umumnya, upacara ini dimulai dari pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI, lalu pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya. Setelah itu mengheningkan cipta dan pembacaan pembukaan UUD 1945.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Upacara dilanjutkan dengan penyampaian sambutan Inspektur Upacara, lalu diakhiri pembacaan doa. Yang menarik, meski tiang bendera hanya dari bambu, upacara berlangsung khidmat.
Peserta upacara, Ilham, menyebut desanya tidak memiliki lahan memadai untuk dijadikan tempat upacara. Katanya, rumah penduduk rata-rata berdiri di dekat sungai. Dengan demikian, halaman rumah penduduk berdempetan dengan sungai.

Suasana upacara bendera di sungai Desa Pabian Sumenep. Medcom.id/Rahmatullah
Meski menggelar upacara di sungai, dia menegaskan tidak mengurangi hormat kepada para pejuang yang gigih memerdekakan bangsa.
"Kami akan terus mengenang jasa pejuang dan proklamator kemerdekaan RI. Kami akan teruskan perjuangan mereka," ujar dia usai upacara, Jumat, 17 Agustus 2018.
Ilham menyebut upacara di sungai itu merupakan kedua kalinya. Acara ini berusaha mempromosikan sungai sebagai tempat kegiatan positif. Terlebih sungai itu dianggap sebagai ikon desa yang perlu dijaga terus, dan diramaikan dengan kegiatan positif.
Holis, pengendara roda dua yang berhenti menyaksikan upacara, menyebut upacara itu cukup unik. Dia mengaku hanya di lokasi ini upacara dilakukan di sungai.
Ia pun mengaku sangat tertarik melihat dari awal hingga akhir prosesi upacara. "Kalau di Sumenep ya hanya di sini. Sepengetahuan saya," akunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)