Kepala Balai Besar TNBTS, John Kenedie, mengatakan penutupan pendakian Gunung Semeru dilakukan untuk meremajakan sarana pendakian. Salah satunya jalur pendakian.
"Jalur pendakian, cuaca yang mendukung, serta kondisi ekologi menjadi perhatian serius dari kami selaku pengelola," katanya, Kamis 9 Mei 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
John menambahkan, berdasarkan pengamatan selama Maret hingga April 2019, frekuensi hujan di seluruh kawasan TNBTS menurun. Hal itu menjadi salah satu alasan dibuka kembali jalur pendakian.
"Ditambah dengan tingginya minat masyarakat untuk melakukan pendakian ke Gunung Semeru, maka pengelola memutuskan untuk membuka kembali jalur pendakian Gunung Semeru, pada tanggal 12 Mei 2019," jelasnya.
Pembukaan pendakian Gunung Semeru didahului pelbagai persiapan pengelola. Antara lain, pengecekan jalur pendakian oleh petugas TNBTS, perbaikan sarana prasarana jalur pendakian dan pelatihan kesiapsiagaan bencana yang diikuti oleh petugas TNBTS, mitra dan volunteer TNBTS.
Pihaknya juga mengadakan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait, yakni Muspika Senduro, polsek dan Koramil Senduro, tokoh masyarakat serta Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG).
John berharap, para pendaki memperhatikan sejumlah aturan. Yaitu, mempersiapkan fisik dan mental, menggunakan jalur resmi, dan tidak mengganggu flora serta fauna TNBTS.
"Serta yang terpenting adalah ikut melestarikan ekologi kawasan TNBTS dengan tidak membuang sampah di dalam kawasan. Bawa kembali sampah bawaan keluar kawasan TNBTS," pungkasnya.
Baca: Awal Tahun, Pendakian Gunung Semeru Ditutup
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)
