Hosman, 27, hampir setiap hari menangkap ikan di perairan Sumenep. Warga Kecamatan Ambunten itu menjadikan nelayan sebagai profesi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hosman mengaku sudah mendapat informasi soal larangan penggunaan cantrang. Tapi itu bukan masalah bagi bapak dua anak itu. Sebab, ia menangkap ikan dengan jaring.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya menggunakan jaring kecil untuk menangkap ikan. Itu sudah memenuhi kebutuhan hidup keluarga," ungkap Hosman melalui sambungan telepon kepada Medcom.id, Minggu, 14 Januari 2018.
Hosman harus berada di laut kurang lebih selama 2 hari 1 malam. Ia menggunakan perahu berukuran 15 meter dengan lebar 4 meter. Ia berlabuh dari Pelabuhan Desa Beluk Raja menuju rumpon di tengah laut yang ditempuh dalam perjalanan 5 jam.
Setiap satu kali melaut, Hosman setidaknya membawa 100 keranjang ikan ke daratan, bahkan terkadang 200 keranjang. Ia kemudian menggunakan 2 persen ikan untuk dimakan dan 98 persen untuk dijual yang hasilnya dibagikan ke kru kapal.
Hosman melakoni profesi itu sejak 7 tahun lalu. Melalui jaring yang terbuat dari bahan nilon, Hosman menghidupi istri dan dua anaknya. Kini, anak-anaknya duduk di bangku sekolah SD dan TK.
Hosman mendukung larangan penggunaan alat cantrang. Ia mengaku cantrang bukan sekadar menangkap ikan. Batu karang pun akan ikut terangkat. Padahal, karang merupakan tempat ikan berkembang biak.
.jpg)
(Grafis cantrang, sumber: KKP)
Justru, ujar Hosman, larangan itu sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap nelayan. Bila ekosistem tak dirawat, daerah pencarian ikan untuk nelayan pun hilang.
Senada dengan itu, Aud Dani, 28, pun mendukung kebijakan pemerintah. Ia mengaku sudah cukup mencari ikan dengan jaring kecil.
"Saya tidak bermasalah dengan larangan penggunaan cantrang itu," jelasnya.
Ketua Nelayan Bersatu Kepulauan Raas Akram mengimbau nelayan terus berkoordinasi menjaga perairan Sumenep. Karena yang biasa menggunakan cantrang adalah nelayan luar yang diam-diam menangkap ikan di wilayah Sumenep.
"Kita juga berharap aparat keamanan makin tegas dalam menjaga perairan Sumenep dari penggunaan cantrang," harapnya.
Dia pun menegaskan nelayan Sumenep tidak butuh cantrang, sebab alat tangkap itu hanya akan menimbulkan dampak negatif. Yang dibutuhkan nelayan lokal adalah rasa nyaman karena tidak terusik nelayan luar yang menggunakan cantrang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)