Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy melakukan inspeksi mendadak (sidak) Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMK di Kota Malang, Selasa, 26 Maret 2019. Medcom.id/ Daviq Umar Al Faruq.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy melakukan inspeksi mendadak (sidak) Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMK di Kota Malang, Selasa, 26 Maret 2019. Medcom.id/ Daviq Umar Al Faruq. (Daviq Umar Al Faruq)

Sembilan Persen Peserta UN Belum Gunakan Komputer

pendidikan ujian nasional sma
Daviq Umar Al Faruq • 26 Maret 2019 13:42
Malang: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy menyebutkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) masih belum bisa diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia tahun ini. Masih ada sembilan persen peserta ujian yang masih menggunakan kertas.
 
"Tinggal sembilan persen, itu wilayah-wilayah yang memang belum terjangkau, terutama oleh jaringan online," kata Muhadjir saat inspeksi mendadak (sidak) UNBK tingkat SMK di Kota Malang, Selasa, 26 Maret 2019.
 
Meski begitu, Muhadjir mengaku pelaksanaan UNBK di tingkat nasional mengalami peningkatan drastis, yakni mencapai 91 persen. Jumlah tersebut naik dari 2018 yang hanya 78 persen dan 2017 di angka 65 persen.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Tahun ini kan ada kenaikan yang sangat drastis yaitu 91 persen peserta ujian nasional yang sekarang sudah menggunakan komputer. Kita harapkan mudah-mudahan tahun depan bisa seratus persen," jelas Muhadjir.
 
Oleh karena itu, pasca UNBK dilaksanakan, Kemendikbud bakal melakukan evaluasi. Segala hal yang sudah ada tahun ini akan ditingkatkan lagi pada tahun depan.
 
"Evaluasi pasti. Setelah ujian selesai pasti akan kita evaluasi. Kita akan sempurnakan yang belum sempurna dan yang sudah sempurna akan kita tingkatkan," beber Muhadjir.
 
Disisi lain, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengklaim bahwa pelaksanaan UNBK berjalan dengan baik selama tiga tahun terakhir. Terutama ujian nasional kini diakuinya idak lagi menimbulkan keresahan nasional.
 
"Anak-anak sekarang mengikuti ujian nasional dengan enjoy, senang, menggembirakan dan tidak berat dalam tekanan. Justru itu akan muncul motivasi intreristik dari masing-masing anak yang kita harapkan," ungkapnya.
 
Sehingga, Muhadjir menampik kritikan apabila para siswa saat ini tidak terlalu serius saat mengerjakan ujian nasional akibat tak lagi menjadi penentu kelulusan. Sebab, kebijakan itu justru bertujuan untuk menggali niat murni dari siswa.
 
"Itu yang lebih penting. Ujian nasional ini kita ingin tahu betul kemampuan anak, bukan kemampuan anak yang dipaksakan. Karena itu untuk memetakan kondisi pendidikan kita secara nasional," pungkas Muhadjir.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(DEN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif