"Penenggelaman kapal juga bermanfaat bagi ketersediaan ikan, karena kapal yang karam dapat menjadi rumah ikan untuk mereka beranak-pinak, sehingga tidak mubazir untuk dilakukan," kata Susi di Universitas Brawijaya (UB), Gedung Sasana Krida UB, Malang, Jawa Timur, Selasa, 14 Agustus 2018.
Susi menjelaskan, ada beberapa negara yang kerap kali melakukan ilegal fishing atau pencurian ikan di Indonesia, yakni Vietnam, Filipina Thailand, China, Belize dan Malaysia. Dari nama-nama tersebut, negara yang paling banyak melakukan ilegal fishing yakni Vietnam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Setidaknya ada 188 kapal asal Vietnam yang telah ditenggelamkan. Sementara itu, kapal ilegal fishing lainnya yakni milik Filipina 75 kapal, Thailand 22 kapal, Malaysia 51 kapal, China 1 kapal, Belize 1 kapal, Indonesia 21 kapal, Papua Nugini 2 kapal dan tanpa negara 1 kapal.
Pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product ini manambahkan, Indonesia memiliki wilayah yang terdiri dari 71 persen lautan, dan 29 persen daratan.
Oleh karena itu, Indonesia berpotensi menjadi poros maritim dunia. Sehingga, sudah seharusnya bangsa Indonesia hidup sejahtera dan kuat karena kemaritiman. Akan tetapi, dalam beberapa dekade terakhir konsentrasi pembangunan di Indonesia tidak pada kemaritiman.
"Untuk itu arah pembangunan saat ini yaitu menjadikan laut Indonesia sebagai poros maritim dunia, yaitu titik tolak kegiatan ekonomi maritim, dan juga menjadikan laut sebagai bekal masa depan bangsa," ungkap Susi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)