"Ada dua yang diketahui meninggal. Satu sudah berhasil dievakuasi, satu masih dalam pencarian, karena terhanyut arus," kata Kepala Kantor SAR Surabaya Prasetya Budiarto Rabu, 29 November 2017.
Sebanyak 13 personel dari SAR Trenggalek diterjunkan dan dibagi menjadi dua tim. Satu tim ditempatkan di pos tanah longsor, satu tim lagi masih melakukan pencarian terhadap satu korban yang hanyut dalam bencana tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
(Klik: BPBD Jatim Perkirakan Siklon Tropis Cempaka Jauhi Indonesia)
Menurutnya, banyak reruntuhan pohon besar yang mengitari lokasi pasca diterjang badai. Tim dibantu warga dan relawan membantu memindahkan reruntuhan pohon tersebut.
"Tanah longsor itu disebabkan kontur tanah yang lemah. Sehingga saat hujan dengan intensitas tinggi, dan tanah tidak bisa menampung debit air, maka yang terjadi tanah tersebut mudah ambruk," jelasnya.

Warga mengarungi banjir yang memutus akses ke Desa Hadiwarno, Pacitan, Selasa, 28 November 2017, Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Dua mengimbau warga mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia, terutama di Jawa Timur. Terlebih cuaca ekstrem diprediksi masih berlanjut hingga satu bulan ke depan.
"Banyak bencana yang terjadi pada masyarakat beberapa hari ini, kami meminta agar masyarakat terus waspada," ungkap Prasetya,
(Baca: Jalur Menuju Pacitan Putus)
Basarnas berencana melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah mana saja yang menjadi rawan terhadap bencana. Baik longsor, banjir maupun puting beliung.
Dari beberapa dampak bencana seperti di Pacitan, Yogyakarta dan Wonogiri, pihaknya mewaspadai sungai Bengawan Solo. Jangan sampai kiriman air dari sungai Bengawan Solo menjadi persoalan baru di Jawa Timur karena dapat berdampak ke Ngawi, Bojonegoro, Tuban dan lain-lain.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat air di Pacitan bisa cepat surut. Sehingga kami bisa melakukan evakuasi terhadap korban yang tertimbun longsor," harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)