"Saya tidak pernah memberikan vaksin kepada anak saya, karena saya tidak tahu," ungkap Zahrotun, warga Desa Murombuh, Kecamatan Kwanyar, Jumat, 8 Desember 2017.
Zahrotun mengaku tidak mengetahui bahaya penyakit tersebut lantaran tidak ada sosialisasi dari dinas terkait. Akibatnya, dia mengaku tidak tahu pentingnya pemberian vaksin Diphteri, Pertusis, Tetanus (DPT) bagi anak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Apalagi vaksin DPT, sosialisasi saja tidak pernah," ucapnya.
Sedangkan Zainab, warga Desa Murombuh, Kecamatan Kwanyar, mengaku dirinya sama sekali tidak pernah memberikan vaksin DPT terhadap anaknya. Apalagi jarak antara rumah dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dirasa cukup jauh.
"Saya juga takut kalau anak divaksin. Katanya badan anak akan panas jika divaksin. Kan kasihan," singkatnya.
Sementara Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan Pramudya Widjaja menegaskan, pihanya sering menyosialisasikan kepada masyarakat. Bahkan dia mengaku sering bekerja sama dengan instansi lain untuk memberikan pemahaman gejala dan bahaya difteri tersebut.
"Kami sudah sering sosialisasi kepada masyarakat. Bahkan dalam sosialisasi itu kami bekerja sama dengan instansi terkait," ungkapnya.
Sejauh ini, katanya, ada enam anak yang dicurigai menderita difteri. Mereka dari Blega, Tanah Merah, Bunajeh Sukolilo, Tengket Arosbaya, Benangkah Burneh, dan dari Debung Geger. Tapi dia memastikan semua yang dicurigai mengidap penyakit tersebut sudah sembuh total.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)