Kepala Balai Besar TNBTS, John Kennedie mengatakan awalnya peristiwa kebakaran ini diketahui pada Sabtu 1 September 2018 sekitar pukul 09.45 WIB. Titik awal kebakaran berada di daerah Plentongan.
"Awalnya api di daerah Plentongan, jadi sudah pasti penyebab kebakaran bukan dari wisatawan karena disana bukan untuk tempat pengunjung," katanya saat konferensi pers di Malang, Senin 3 September 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
John menduga, kebakaran ini terjadi akibat ulah masyarakat di sekitar kawasan tersebut. Kemungkinan api berasal dari api unggun yang dibuat masyarakat yang sedang mencari kayu atau mencari tanaman obat-obatan.
"Ada masyarakat sekitar yang mencuri burung, mencari kayu bakar dan tanaman obat. Mungkin karena malam kesana kan lalu kedinginan dan bikin perapian. Saat pulang tidak dipadamkan lagi dan api menyebar," bebernya.
Kebakaran ini diduga berasal dari perapian yang dinyalakan saat malam hari. Sehingga John menduga api tersebut bukan dari wisatawan karena para pengunjung biasanya datang ke kawasan TNBTS pada pagi hari.
"Apakah kebakaran ini disengaja atau lalai masih dalam penyelidikan Polres Malang, yang penting kita masih terus melakukan penjagaan agar kejadian ini jangan sampai terulang kembali," tegasnya.
Kedepannya, Balai Besar TNBTS bakal terus memberikan himbauan kepada warga sekitar agar tidak menyalakan api di kawasan hutan. Apabila memang terpaksa menyalakan, api harus dipastikan untuk dimatikan sebelum ditinggal.
"Yang pasti patroli diintesifkan dan kami juga memasang plang larangan menyalakan api, karena api ini cepat sekali menyebar disini. Saya apresiasi pengunjung yang selalu mematikan rokoknya ketika berwisata kesini," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran hutan terjadi di kawasan Balai Besar TNBTS sejak Sabtu, 1 September 2018 sekitar pukul 09.45 WIB. Kebakaran hutan tersebut tepatnya terjadi di Blok Plentongan atau Resort Tengger Laut Pasir Seksi PTN I yang berbatasan dengan Resort Coban Trisula Seksi PTN II.
Lokasi kebakaran hutan berada pada elevasi 45 hingga 60 derajat. Sebesar 85 persen kebakaran terjadi di savana, seresah alang-alang, verbena dan adasan dengan ketebalan 85 hingga 150 centimeter. Serta terdapat seresah cemara yang sudah kering.
Pemadaman masih tetap dilakukan hingga Senin, 3 September 2018. Personel pemadam gabungan sejumlah 320 orang dengan bantuan alat pemadam berupa gepyok, jet shooter, garu serta diesel penyemprot air. Diperkirakan kawasan yang terbakar seluas 70 hektare.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)