"Tapi dari 17 kabupaten tersebut, hanya enam kabupaten yang lengkap administrasinya dalam mengajukan bantuan," kata Kepala BPBD Jawa Timur, Suban Wayudiono, dikonfirmasi, Selasa, 14 Agustus 2018.
Adapun enam kabupaten itu, yakni Kabupaten Mojokerto, Pasuruan, Tuban, Sumenep, Pamekasan, dan Sampang. Menurut Suban, saat ini bantuan dari Pemprov Jatim itu dalam proses pencairan. "Sementara untuk kabupaten lainnya masih harus melengkapi administrasi," jelas Suban.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Suban mengatakan, ada dua upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekeringan tersebut, yakni jangka panjang dan jangka pendek. Untuk jangka pendek, Pemprov dan pemerintah setempat melakukan dropping air untuk kebutuhan masyarakat dengan menggunakan mobil tangki.
Kemudian untuk jangka panjang adalah membuat sumur bor, memasang pipa, dan membuat waduk. "Sudah ada beberapa daerah yang mendapat bantuan air sebanyak 1 tangki berisi 6.000 liter untuk setiap desa per hari, misalunya di Mojokerto, Sumenep, Sampang, dan Pasuruan," beber Suban.
Berdasarkan data BPBD Jatim, hingga saat ini ada sekitar 442 desa tersebar di 27 Kabupaten di Jatim mengalami kekeringan. Di desa itu, sebanyak 199 desa tidak ada air dan 223 desa potensi masih ada air. "Sebanyak 126 desa diantaranya sudah dibantu dikerjakan Dinas PU Cipta Karya untuk drop air bersih," katanya.
Pihaknya merinci dari 23 kab yang mengajukan bantuan, baru 17 kabupaten yang sudah dikirim air. Dari 17 kabupaten itu, hanya 6 kab yang sudah lengkap administistrasi. Yaitu, Sumenep, Sampang, Probolingo, Pasuruan, Mojokerto dan Tulungagung.
“Ada 118 desa yang sudah di drop air. Tiap hari, satu desa di drop 1 tangki (6 ribu liter) air," pungkas Suban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)