"Jadi untuk sementara waktu, wisatawan tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 2,5 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo," kata Kepala BPBD Jawa Timur Sudharmawan, Rabu (28/9/2016).
Menurut Darmawan, ada peningkatan jumlah gempa vulkanik dangkal (VB) secara signifikan yang mencapai 63 kali dan tremor menerus, sejak 24 September 2016. Selama periode September ini juga sering terdengar suara gemuruh dari kawah Bromo diikuti keluarnya asap tebal dari kawah dengan ketinggian 50 hingga 900 meter. Selain itu, sinar api tampak samar-samar hingga jelas keluar dari kawah Bromo.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bahkan, adanya seismik menunjukkan tremor vulkanik menerus dengan amplitudo dominan 4 mm pada Minggu 25 September. Aktivitas kegempaan didominasi oleh gempa vulkanik dangkal (VB), getaran tremor, dan deformasi yang menunjukkan kecenderungan inflasi.
"Ada potensi terjadi erupsi disertai sebaran material vulkanik hasil erupsi berupa hujan abu tebal dan lontaran batu (pijar) mulai sekitar kawah hingga radius 2,5 km dari pusat erupsi," kata dia.
Meski demikian, wisatawan masih tetap dapat menikmati keindahan Gunung Bromo. Wisatawan dari Pasuruan dapat melihat keindahan Gunung Bromo, Gunung Batok, dan Gunung Semeru, dari Tosari dan Penanjakan. Pemandangan juga dapat dilihat dari Ngadasari, Probolinggo. Jika dari Lumajang dapat dilihat dari Argosari B29. Justru saat terjadi erupsi maka wisata erupsi dapat dinikmati dari tempat aman.
BPBD Jatim meminta masyarakat tenang dan tetap waspada. Masyarakat juga diminta agar tidak beraktivitas di radius 2.5 km dari kawah aktif.
"Saat ini masih aman dan belum diperlukan mengungsi. Kami imbau masyarakat tenang dan tetap waspada," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)