Lomba ini juga diikuti puluhan guru dari 50 sekolah dasar di Surabaya. Tujuannya, untuk melestarikan budaya permainan tradisional, supaya tidak diklaim oleh negara lain.
Kepala Popsi, Iwayan Sudarma, mengatakan hampir di seluruh perkampungan atau desa-desa di Jawa Timur sudah tidak ditemukan permainan tradisional, seperti gobak sodor, tarik tambang dan bakiak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut dia, sudah banyak elemen atau organisasi di Jawa Timur yang berulang kali berupaya memperkenalkan permainan tersebut dalam bentuk even untuk melestarikan permainan tradisional. Namun, hasilnya masih tetap nihil.
"Sangat sulit sekali untuk mengembalikan dan memunculkan permainan tradisional itu. Sejauh ini, kita belum juga menemukan solusi. Sebab, permainan berbentuk teknologi seperti game online, Play Stasion benar-benar cukup berpengaruh," kata Iwayan, Rabu (29/4/2015).
Hanya ada beberapa anak-anak sekarang sudah mengenal permainan tradisional. Tetapi, lanjut dia, permainan tersebut hanya dimainkan pada acara tertentu, seperti agenda lomba dalam peringatan hari kemerdekaan, dan sudah tidak lagi dimainkan anak-anak dalam waktu senggang di kampung halamannya.
Berbeda dengan 25 tahun lalu, di mana anak-anak masih banyak terlihat memainkan permainan tradisional di kampung-kampung untuk mengisi liburan sekolah.
"Anak-anak lebih memilih bermain Play Stasion (PS). Dan ini sulit dikendalikan. Bahkan mereka rela bolos sekolah hanya untuk mampir ke rental PS. Sekali lagi kita belum menemukan solusi yang ampuh," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(BOB)
