Dewan Penasehat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur, Bambang Catur Nusantara, juga menolak pengeboran jilid II tersebut. Dari hasil penelitian terhadap udara di lumpur Lapindo sebelumnya, Walhi Jatim menemukan kadmium (Cd) dan plumbun (Pb) di udara sekitar Porong, Sidoarjo,
"Kandungan Cd dan Pb melebihi batas normal. Dan ini berbahaya bagi manusia," kata Bambang, kepada Metrotvnews.com, di Surabaya, Jumat (12/2/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bambang menjelaskan kandungan logam berat berupa kadmium dan plumbum pada udara bebas normalnya berkisar 0,0001 mikrogram. Paling tinggi hanya berkisar 0,05 mikrogram. "Namun, udara di Porong mengandung kadmium dan plumpum mencapai 3 mikogram," kata dia.
Kandungan kadmium dan plumbum yang di atas normal itu akan merusak organ tubuh seperti paru-paru, ginjal, dan organ vital lainnya.
"Jangan heran jika 80 persen masyarakat terdampak lumpur Sidoarjo mempunyai kelainan hematologi, pernafasan, dan abdomen. Tak sedikit warga menderita infeksi saluran pernafasan yang dilarikan ke puskesmas, bahkan ke rumah sakit," kata dia.
Sebelumnya, pakar geologi dari Institut Teknologi Surabaya, Amien Widodo, tak menyarankan Lapindo kembali mengebor sumur baru di Sidoarjo. Menurutnya, lokasi pengeboran yang letaknya hanya 2,5 kilometer di sebelah utara dari pusat semburan gas dan lumpur Porong itu berisiko tinggi karena ada patahan tanah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)