Teman dekat Freddy semasa muda, Gus Soleh Marjuki mengatakan, dalam menghadapi kasus narkoba ini, Freddy pasrah dengan hukum yang telah dijatuhkan kepada dirinya.
"Pernah diusahakan oleh keluarga untuk diringankan hukumannya. Tapi, Freddy menolak dan memilih pasrah kepada Allah," katanya, di Surabaya, Jumat (29/7/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tokoh agama di Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya itu bilang, selama ini Freddy dikenal baik dan ramah di mata warga. Freddy juga dikenal sangat dermawan.
"Freddy dari keturunan Tionghoa. Tapi, setiap ada kegiatan warga, selalu keluarganya ikut datang sendiri, ikut rapat bersama warga. Bukan hanya uangnya saja yang datang," terang dia.

Freddy Budiman saat mengikuti persidangan di PN Jakarta Selatan. (Media Indonesia/Angga Yuniar)
Setiap ada orang kesusahan, masih kata Marjuki, sahabatnya itu selalu membantu. Begitu ada kegiatan masyarakat seperti pembangunan masjid, pesantren hingga perayaan 17 Agustus selalu turun tangan langsung.
"Saya berharap, seluruh warga Indonesia bisa mengambil hikmah dari kejadian ini. Narkoba sangat membahayakan dan merusak generasi bangsa," jelasnya.
Jenazah Freddy telah dikuburkan di pemakaman umum Kali Anak, Kecamatan Krembangan, Surabaya, di samping makam ayahnya, H Nanang. Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 14.00 WIB menggunakan ambulans dengan kawalan ketat petugas polisi.
Freddy pertama kali diciduk pada Maret 2009 di Apartemen Taman Surya, Cengkareng, Jakarta Barat. Dari tangannya disita 500 gram sabu dan dia diganjar 3 tahun dan 4 bulan penjara.
Sempat bebas, dia terus berulah sampai akhirnya ditangkap lagi pada 27 April 2011. Ketika itu, dia bahkan baru menyerah setelah ban dan kaca mobilnya ditembak. Polisi mendapati 300 gram heroin, 27 gram sabu, dan 450 gram bahan pembuat ekstasi dari dalam mobil Freddy. Freddy pun divonis sembilan tahun penjara.
Alih-alih kembali ke jalan yang benar, Freddy justru makin liar. Dia nekat mengorganisasi penyelundupan dan peredaran 1.412.475 pil ekstasi asal Tiongkok serta 400 ribu ekstasi produk Belanda, dari dalam LP Narkotika Cipinang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)