Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Pamekasan Rusdi Saleh mengatakan, pihaknya sudah berupaya menekan penyebaran virus mematikan itu. Baik melalui pendampingan, maupun sosialiasi ke masyarakat.
"Kita sudah sosialisasikan kepada tokoh masyarakat dan pelajar. Kami juga membentuk Komisi Penanggulangan AIDS," katanya, Rabu (11/11/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun kenyataannya, jumlah pengidap HIV dan AIDS di Pamekasan terus melonjak. Padahal, Rusdi mengklaim, sosialisasi dari instansinya telah menyasar berbagai kalangan.
Bahkan, hingga menyentuh tukang cukur rambut. Mereka diminta agar menggunakan satu silet untuk satu orang, sehingga penularan melalui luka tidak terjadi.
"Selain itu, kami tekankan kepada petugas kesehatan, untuk menggunakan jarum suntik untuk satu kali pakai," imbuhnya.
Dia berharap angka penderita HIV/AIDS bisa ditekan dengan menimalisir terjadinya penularan melalui perilaku hidup sehat. Juga meminimalisir penggunaan alat-alat yang berpotensi menjadi media penularan.
Sebagaimana catatan pihak Dinkes Pamekasan, pada tahun 2012 terdapat 13 penderita HIV dan AIDS. Angka tersebut bertambah menjadi 22 orang pada tahun berikutnya. Sementara, pada tahun 2014 meningkat jadi 27 orang penderita. Hingga 2015 diketahui angka penderita HIV dan AIDS bertambah menjadi 30 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)