Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafiiyah Azaim Ibrahimy (kiri) di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (9/11/2013). Foto: Humas Kemenpera
Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafiiyah Azaim Ibrahimy (kiri) di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (9/11/2013). Foto: Humas Kemenpera (Wandi Yusuf)

Pesantren Salafiyah Syafiiyah Nyatakan Mufaroqoh dari NU

muktamar nahdlatul ulama
Wandi Yusuf • 21 September 2015 23:49
medcom.id, Situbondo: Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, menyatakan melepaskan diri dari semua tanggung jawab terhadap organisasi Nahdlatul Ulama atau dikenal dengan istilah mufaroqoh.
 
"Setelah mengamati dengan seksama melalui pengkajian secara lahiriyah dan batiniyah, serta bertawassul kepada para ulama pendiri Nahdlatul Ulama, Kami melihat ada penyimpangan tata cara muktamar ke-33 NU," kata pengasuh Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, KHR Ach Azaim Ibrahimy, dalam surat Maklumat Mufaroqoh tertanggal 21 September 2015, yang diterima Metrotvnews.com, Senin (21/9/2015).
 
Surat bernomor 0828/27/M.1/2.03/IX/2015 itu menjelaskan penyimpangan tata cara muktamar yang sudah keluar dari khitah NU. "Kami tidak dapat ikut mempertanggungjawabkan proses dan hasil muktamar ke-33, baik kepada ummat nahdliyin maupun kepada Allah SWT," isi paragraf kedua surat itu.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dari alasan tersebut, Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo menyatakan mufaroqoh atau melepaskan diri dari semua tanggung jawab atas organisasi NU. "Dan tidak (ada) kait-mengait antara kami dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama hasil Muktamar ke-33 NU, di alun-alun Jombang," bunyi paragraf ketiga.
 
Azaim kemudian menyerukan ulama dan warga nahdliyin agar tetap teguh mempertahankan dan menjalankan ajaran ahlu sunnah wal jamaah serta mempertahankannya dari serangan aqidah dan ideologi lain.
 
Azaim menyatakan surat tersebut merupakan amanat dari Hadratus Syeikh KHR Asad Syamsul Arifin setelah berziarah ke makamnya.
 
Asad Syamsul Arifin adalah pendiri Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo. Dia pula yang mengagas pernyataan mufaroqoh pada muktamar ke-28 NU di Krapyak, Yogyakarta. Saat itu, Asad menentang pergolakan di dalam tubuh NU karena paham liberal yang dinilai sesat, yang dibawa almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
 
"Ibarat imam salat, Gus Dur sudah batal kentut. Karena itu, tak perlu bermakmum kepadanya. Kami menyatakan mufaroqoh," begitu kata Asad saat itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif