Ketua Komisi Pertanian DPR, Edhy Prabowo,--Foto: Dok/MI
Ketua Komisi Pertanian DPR, Edhy Prabowo,--Foto: Dok/MI (Misbahol Munir)

Edhy Prabowo Minta Aktor Intelektual Pembunuh Salim Kancil Ditangkap

salim kancil
Misbahol Munir • 28 September 2015 16:08
medcom.id, Jakarta: Kabar tewasnya seorang petani asal Lumajang, Jawa Timur, bernama Salim alias Kancil, 52, mendapat sorotan banyak pihak. Termasuk pula dari kalangan anggota parlemen di Senayan.
 
Ketua Komisi Pertanian DPR, Edhy Prabowo, mendesak penegak hukum menangkap dan mengungkap aktor intelektual pembunuh aktivis petani tersebut.
 
"Saya minta kasus ini diusut tuntas. Aparat harus bisa mengungkap bukan hanya pelaku pembunuhan, tetapi juga ungkap siapa aktor intelektual di belakangnya," tegas Edhy Prabowo dalam keterangannya tertulisnya, Senin (28/9/2015).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Edhy mengaku, tak habis pikir, di zaman terbuka dan bebas menyatakan pendapat seperti sekarang ini ternyata masih terselip kejahatan kemanusiaan dan penindasan terhadap kalangan bawah, seperti petani.
 
"Saya sungguh terkejut, saat pemerintah gencar meneriakan ketahanan pangan, ternyata masih ada petani yang bernasib tragis seperti Salim. Terlebih ini terjadi di zaman bebas menyatakan pebdapat," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
 
Edhy menambahkan, saat ini taraf hidup petani masih terbilang memprihatinkan. Banyak petani hanya menggarap sawah tetapi tidak memiliki lahan. Belum lagi persoalan pupuk yang mahal, serta alat mesin pertanian yang masih terbatas. Karenanya, DPR terus bersinergi dengan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan satu per satu.
 
"Pemerintah harus serius melindungi petani kalau perlu ada asuransi khusus untuk petani. Petani adalah ujung tombak pangan kita, jangan ada lagi petani yang nasibnya tragis seperti salim," tegas dia.
 
(Baca: Gambar Profil untuk Dukung Salim Kancil)
 
Seperti diberitakan, aktivis Forum Petani Anti-Tambang, Salim alias Kancil, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan, Sabtu (26/9/2015). Warga asal Desa Selo Awar, Pasirian, Lumajang, ini ditemukan tak bernyawa dalam keadaan tangan terikat dan penuh bacokan.
 
Kuat dugaan, Salim dihabisi karena akan menggelar demonstrasi menolak praktik penambangan pasir di desa itu. Nahas, sebelum menyatakan pendapatnya bersama ratusan petani lain, Salim lebih dulu ditemukan tak bernyawa. Kepolisian setempat sudah menangkap 10 orang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(MBM)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif