"Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebab, selama 10 tahun terakhir ini angka kelahiran anak stagnan 2,6 untuk masing-masing pasangan usia subur," kata Chandra, saat menjadi pembicara dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-9 Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI), di Hotel JW Marriot, Surabaya, Rabu (20/4/2016).
Chandra mengatakan BKKBN memiliki strategi untuk menekan angka kelahiran. Yakni, meningkatkan akses dan pelayanan KB secara merata dan berkualitas di dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJKN) dan meningkatkan kemitraan lintas sektor dan program dalam penyelenggaraan pelayanan KB.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Selain itu juga meningkatkan dan penguatan jejaring pelayanan KB, baik melalui sektor pemerintah maupun swasta, serta peningkatan kualitas rantai pasok alat dan obat kontrasepsi," jelasnya.
Menurut dia, pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) merupakan salah satu cara paling mudah dalam penurunan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) di Indonesia.
"Dengan jumlah anak cukup, seorang ibu juga dengan mudah bisa merawat anaknya dengan pola asih, asah, dan asuh yang baik. Jumlah anak yang ideal, dua anak cukup, maka kehidupan keluarga dipastikan juga akan sejahtera," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)