Gunung Semeru. Foto: MI/Ramdani
Gunung Semeru. Foto: MI/Ramdani (Bagus Suryo)

Semeru Membara, 12 Pendaki Masih Tertahan di Kalimati

kebakaran hutan pendaki hilang
Bagus Suryo • 23 Oktober 2015 19:10
medcom.id, Malang: Kebakaran hutan lereng Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, belum bisa dipadamkan. Sebanyak 12 pendaki masih di Kalimati untuk proses turun menuju Ranu Pani.
 
Proses evakuasi terus berlangsung sejak terbakar Rabu, 21 Oktober. Petugas gabungan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) bersama warga dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membagi tugas. Ada yang mengevakuasi pendaki, ada pula yang memadamkan api.
 
Sejauh ini, proses evakuasi berjalan lancar. Seluruh pendaki mematuhi perintah petugas untuk tidak nekat bertahan di Kalimati. "Sebanyak 36 pendaki sudah berhasil turun. Mereka dalam kondisi selamat dan hanya kelelahan saja setelah berjalan kaki," tegas Kepala TNBTS, Kota Malang, Jatim, Ayu Dewi Utari, Jumat (23/10/2015).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ia menjelaskan perjalanan evakuasi pendaki dari Kalimati menuju Ranu Pani menyusuri jalan setapak, memutar melewati jalur pendakian Eyek-eyek. Jalur itu memutar lebih jauh dan perbukitan curam sekitar 6-7 jam. Jalur tersebut harus ditempuh mengingat api merembet di jalur utama pendakian.
 
"Jalur evakuasi memutar, terjal, kecuraman 60-70 derajat. Kendati demikian jalur itu yang aman untuk dilewati. Yang 36 pendaki sudah turun, 12 orang proses turun dari Kalimati," katanya.
 
Sejauh ini, api terus membesar karena angin bertiup kencang. Kebakaran bertambah hebat meludeskan vegetasi tidak hanya semak belukar, tapi juga membakar tanaman keras kawasan hutan setempat. "Di kawasan yang terbakar itu hutan hujan tropis," ujarnya.
 
Ia mengakui sulitnya memadamkan api karena medannya terjal. Untuk mendekati lokasi kebakaran, petugas harus menyusuri jalan setapak yang hanya bisa dilalui oleh satu orang secara bergantian karena jalan setapak itu lebarnya hanya sekitar satu meter dan di sampingnya jurang.
 
Kendati demikian, lanjutnya, seluruh pendaki tidak ada yang terjebak. Mereka turun dengan didampingi petugas. "Naik ke sana benar-benar manual, naik motor pun tidak bisa. Upaya pemadaman juga manual menggunakan gropyok atau ranting tanaman," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif