Ketua Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan (PSKK) Universitas Brawijaya Malang, Adi Susilo, menyebut, Gunung Bromo merupakan gunung api aktif tipe A, seperti halnya Gunung Semeru, Arjuno Welirang, Raung, dan Ijen.
"Di Indonesia gunung apinya bukan tipe efusif (lelehan magma) sehingga membahayakan, wajar jika beberapa bulan ini lautan kaldera ditutup untuk wisatawan," kata dia, di Malang, Jumat (15/1/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berbeda dengan gunung api di daerah Hawai yang merupakan gunung api tipe efusif atau gunung api yang berasal dari mantel bumi. Apabila terjadi erupsi justru menjadi obyek pariwisata.
Gunung Bromo, menurut Adi, apabila mengeluarkan material yakni abu vulkanik hanya akan menganggu sektor penerbangan, pertanian dan pariwisata. Saluran Gunung Bromo tertutup, berbeda dengan Gunung Kelud yang terbuka. Sehingga sekali bisa terbuka, langsung meletus skala besar.
"Sekitar Bromo banyak Bandara, efeknya soal ekonomi. Apalagi Bromo pusat pariwisata, sehingga segala aktifitas di sana terpaksa dihentikan," jelas Dosen Fakultas Mipa UB ini.
Seperti diberitakan, Gunung Bromo selalu mengeluarkan abu vulkanik beberapa bulan ini. Akibatnya Bandara Abdul rachman Saleh ditutup, serta lautan kaldera terlarang bagi wisatawan hingga aktivitas Bromo dinyatakan normal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)